Sabtu 28 Jul 2018 15:52 WIB

Mahfud: Lapas Koruptor Itu Harus Jelek

Mahfud tetap memuji kinerja Menteri Hukum dan HAM.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD menegaskan kamar mewah yang ada di berbagai lapas bukan hanya di  Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Sukamiskin saja. Kamar-kamar mewah itu harus segera diakhiri dan diselesaikan secara tegas.

"Masak sudah bertahun-tahun sampai  sekarang fasilitas mewah di lapas malah merajalela. Saya kira pemerintah, dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM harus bertindak tegas di sisa waktu yang tersedia  tinggal sedikit untuk masa kerja,’’ kata Mahfud usai menyampaikan orasi Kebangsaan Jogja-Gumregah untuk Indonesia  dengan tema Meneguhkan NKRI dan Pancasila Perspektif Hukum Ketatanegaraan, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jum’at malam (27/7).

Mahfud menjelaskan penyelesaian secara tegas itu maksudnya fasilitas mewah harus dibongkar. Bahkan ada hotel di dalam penjara itu harus dibongkar dan dijadikan seragam lagi bagi narapidana.

photo
Lapas Sukamiskin, Arcamanik, Bandung.

Meski begitu Mahfud tetap memuji kinerja Menteri Hukum dan HAM. Kalaupun diganti yang baru, kata Mahfud, penggantinya bisa melanjutkan tugas yang dilakukan Menteri Hukum dan HAM sebelumnya. Sehingga tidak mulai lagi yang baru. 

"Sejak dulu saya punya pikiran bahwa lapas untuk koruptor itu harus lebih jelek fasilitasnya daripada yang kasus kriminal biasa. Kalau Kepala Lapas yang Lapasnya ada fasilitas mewah diganti, itu bukan solusi. Hal itu hanya bagian dari solusi. Sistem yang harus mulai diganti dan harus ada keberanian untuk mengepras dari atas," kata pakar hukum tata negara ini.

Baca juga,  Fahri Kunjungi Lapas Sukamiskin, Puji Saung Mewah Napi.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah bersama rombongan dari Komisi III mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin Bandung untuk mencari tahu perihal operasi tangkap tangan (OTT) Kalapas Wahid Husen.

Fahri bersama rombongan Komisi III DPR RI datang sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka yang ikut rombongan, antara lain, Masinton Pasaribu, Muhammad Toha, dan Agun Gunandjar.

"Agendanya ini baru reses kemarin. Teman-teman mayoritas Komisi III sebelum mereka ke daerah, mereka akan akan melihat apa yang terjadi kemarin itu di Sukamiskin. Ini kemarin heboh," kata Fahri Hamzah di Lapas Sukamiskin, Sabtu (28/7).

Menurut Fahri, kedatangannya ke Sukamiskin untuk mengetahui secara jelas mengenai duduk perkara yang terjadi pada Sabtu dini hari perihal OTT Wahid Husen oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Saya enggak tahu apa yang terjadi tiba-tiba digerebek. Semua nanti saya lihat," katanya.

Menyinggung saung mewah, Fahri justru mewajarkan keberadaanya. Menurut dia, saung-saung tersebut memiliki manfaat yang besar bagi para narapidana yang menghuni lapas tersebut. "Karena saung itu kan kreativitas untuk menerima tamu, bikin pengajian, ada grup diskusi. Namanya juga orang ditahan 18 sampai dengan 19 tahun. Kalau enggak ada penyaluran, stres," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement