Jumat 27 Jul 2018 14:05 WIB

'Dunia Maya Harus Jadi Ruang Sehat dan Damai'

Pelatihan duta damai dunia maya wilayah Kaltim diikuti 60 anak muda.

Internet
Internet

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Dunia maya (internet) dengan segala inovasi dan kemutakhiran teknologi informasi telah menjadi sarana efektif yang dimanfaatkan kelompok radikal untuk menyebarkan radikalisme dan terorisme. Targetnya adalah merekrut generasi muda untuk masuk dalam kelompok mereka. Hal itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk duta damai dunia maya yang kini sudah berada di 12 provinsi di Indonesia.

“Duta damai dunia maya harus bisa memberikan pesan-pesan kewaspadaan kepada masyarakat terhadap penyebaran radikalisme dan terorisme melalui internet. Adik-adik punya potensi besar untuk membawa dunia maya sebagai ruang sehat dan damai, bukan ruang penuh kebencian dan hasutan,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat menutup pelatihan duta damai dunia maya 2018 wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) di Balikpapan, Kamis (26/7).

Pelatihan duta damai dunia maya wilayah Kaltim diikuti 60 anak muda yang sebagian besar mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Kaltim. Mereka menjalani selama empat hari dengan dibagi tiga kelompok yaitu blogger, desain komunikasi visual, dan teknologi informasi. Dari pelatihan itu dihasilkan lima website damai yaitu www.etam.dutadamai.id, www.lamin.dutadamai.id, www.pesutetam.dutadamai.id, www.mahakam.dutadamai.id, www.kawalan.dutadamai.id.

“Saya berbangga dan selamat bergabung kepada duta damai dunia maya Kaltim. Kehadiran kalian bisa jadi modal kuat untuk menyebarkan pesan damai dan anti-radikalisme terorisme di tengah masyarakat,” tutur Suhardi.

Komjen Suhardi mengungkapkan, para duta damai dunia maya ini adalah anak muda yang punya banyak followers (pengikut) di media sosial. Diharapkan keberadaan mereka bisa menginspirasi teman-teman seusianya, bukan saja dalam negeri, tapi juga bisa global. Selain itu, anak muda mayoritas adalah pengguna dan penggiat dunia maya.

Menurutnya, mayoritas anak muda pengguna dunia maya  sehingga mereka rentan terpengaruh konten radikal. Mereka juga memiliki keinginantahuan tinggi, emosi masih labil sehingga mudah dipengaruhi. Dengan demikian, mereka butuh teman seusianya agar dapat pemahamanan yang baik. 

“Alasan itulah yang membuat kami membentuk duta damai dunia maya untuk menyebarkan pesan damai dengan bahasa milenia dan dengan gaya anak muda,” ujar Komjen Suhardi Alius.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement