REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Muhammad Iqbal Setyawan (16), korban meninggal usai menyaksikan PSIM Yogyakarta kontra PSS Sleman ternyata tidak menggunakan atribut klub manapun saat menonton. Iqbal, ternyata cuma ingin menonton pertandingan.
Kapolsek Pleret, AKP Sumanto mengatakan, saat kejadian Iqbal memang datang untuk menonton pertandingan. Ia memastikan, keributan yang melibatkan suporter PSIM dan PSS itu, terjadi di dalam Stadion Sultan Agung (SAA) Bantul. Sumanto mengaku, sampai saat ini belum diketahui pasti kejadian yang merenggut nyawa Iqbal.
"Kejadiannya tidak tahu persis, tapi masih di komplek stadion, belum ke luar, di sisi timur kalau tidak salah," kata Sumanto, Jumat (27/7).
Namun, Sumanto yang tengah berada di Simpang Empat Jejeran, sempat melihat ambulans PMI yang membawa Iqbal melintas. Setelah itu, Iqbal sempat dibawa ke RS Permata Pleret.
Sibuk mengatur kepulangan suporter di sisi timur, Sumanto mendapat laporan ada korban dirawat. Setelah dikonfirmasi ke lapangan, ternyata korban luka tidak mengenakan identitas. Bahkan, korban luka itu tidak mengenakan atribut klub sepakbola manapun, dan kemungkinan besar datang hanya untuk menonton. Belakangan, baru diketahui itu merupakan putra Kasium Suradi, polisi yang bertugas di Polsek Pleret.
"Ternyata ndak bawa identitas sama sekali, atribut suporter juga ndak ada," ujar Sumanto.
Menurut Sumanto, Iqbal meninggal sekitar pukul 20.00 lebih. Didapati sejumlah luka lebam di wajah, termasuk di bagian mata kiri yang cukup parah. Pada Jumat (27/7) siang, jenazah Iqbal dimakamkan di Makam Balong.