REPUBLIKA.CO.ID, BANDuNG -- Bupati Bandung Dadang M Naser mengungkapkan masyarakat yang berada di kawasan industri di Kabupaten Bandung saat ini mulai mengalami kesulitan air bersih. Beberapa daerah tersebut di antaranya Kecamatan Cikancung dan Kecamatan Majalaya.
"Dua bulan kemarau ini, ada laporan masyarakat kekurangan air. Mereka yang berada di sekitar pabrik di tiga kampung yang berada di Majalaya dan Cikancung," ujarnya kepada wartawan, Kamis (26/7).
Menurutnya, pihak pabrik biasanya memberikan air bersih kepada warga terdekat. Namun, berdasarkan laporan jumlah air yang diberikan tidak sebanding dengan masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih.
Selain itu, ia menuturkan, pihaknya juga meminta kepada pemerintah provinsi untuk mengecek apakah pabrik-pabrik yang ada memasang sumur dengan dangkal atau dalam (artesis). Kalau dangkal katanya itu bermasalah.
"Kewenangan perusahaan membuat artesis itu ada di provinsi Jawa Barat," ungkapnya. Dirinya menambahkan, di sektor pertanian saat ini belum ada yang mengalami gagal panen akibat kemarau yang terjadi.
Sementara itu, sebelumnya Dinas Pertanian Kabupaten Bandung mengungkapkan, 582 hektare lahan pertanian di musim kemarau saat ini terancam mengalami kekeringan. Kecamatan Cikancung dan Nagreg menjadi dua wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan karena sumber air untuk lahan pertanian sangat sedikit.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengungkapkan, hingga 30 Juni kemarin, kekeringan lahan pertanian terjadi di 15 kecamatan. "Untuk daerah ke timur (Kabupaten Bandung), Cikancung dan Nagreg relatif ekstrem (kekeringan). Ke arah barat, Soreang, Banjaran, dan Pangalengan meski kemarau ada air," ujarnya.