Jumat 27 Jul 2018 05:01 WIB

Mesut Ozil, Alija Izetbegovic: Jejak Anti-Turki di Eropa

Keduanya merasakan langsung apa arti anti-Turki dan Islamofobia yang mengidap Eropa.

Mezut Ozil dan Presiden Turki Tayyip Erdogan
Foto:
Jembatan Mostar di Bosnia.

Saya tak bisa melupakan hari itu: terkait adanya kepastian bubarnya Yugoslavia. Slovenia dan Kroasia mengumumkan kemerdekaannya, lalu negara-negara Eropa langsung mengakui mereka. Kami menginginkan sebuah negara yang di dalamnya bangsa Bosnia, Kroasia dan Serbia hidup damai.

Namun bangsa Serbia tidak berpikir seperti kami. Mereka merencanakan  negara Yugoslavia lanjut dengan nama Serbia raya di bawah kekuasaanbangsa Serbia secara penuh tanpa Yugoslavia pecah. Mereka merencakan hilangnya identitas kami dan tidak mengaggap kami sebagai manusia. Mereka merampas semua senjata tentara Yugoslavia dan kendaraan milik intelijen Yugoslavia.

Ketika kami ingin mengumumkan kemerdekaan Bosnia, Eropa meminta kami melakukan referendum. Rakyat Bosnia memberikan suara 64% untuk kemerdekaan Bosnia. suku Serbia dan Kroasia pun terlibat dalam referendum tersebut.

Kami dalam posisi benar tapi tentara Serbia mulai menguasai negara kami pada hari itu. Kami tak memiliki senjata. Tak  ada tank, peluncur roket, pesawat tempur untuk membombardir. Semuanya dirampas oleh mereka.

Kami mengajukan permohonan kepada PBB. Kami meminta keadilan, hak, demokrasi, kebebasan yang Amerika dan Eropa menyeru dan menuntut mereka menjaga prinsip-prinsip yang mereka buat dan klaim eksistensinya.

Kami tidak mengemis bantuan, uang atau senjata. Kami hanya meminta beberapa kebijakan yang melindungi masyarakat kami yang tak memiliki senjata dan tanpa perlindungan.Karena PBB didirikan untuk hal tersebut. Disamping itu, tujuan pendiriannya adalah menjaga perdamaian dan demokrasi serta mencegah

terjadinya genosida. Anggota PBB berkumpul dan memutuskan: "kami tak ingin perang itu bertambah." Mereka melakukan embargo untuk penjualan senjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement