Rabu 25 Jul 2018 21:43 WIB

Krisis Air Bersih di Kabupaten Semarang Meluas

Pengiriman air bersih mulai dilakukan ke wilayah yang mengalami kekeringan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Setelah Desa Kalikurmo, sejumlah dusun di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah juga mulai mengalami krisis air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, mencatat, krisis air bersih juga mulai dirasakan warga Dusun Kumpul, Desa Pakis. Di Dusun Kumpul, sedikitnya ada 71 kepala keluarga (KK) atau 218 jiwa yang terdampak, setelah mereka tak bisa memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.

"Hari ini, warga kami sudah mendapatkan dropping air bersih sebanyak dua tangki atau sekitar 10 ribu liter,” kata Kepala Dusun (Kadus) Kumpul, Prihadi, Rabu (25/7).

Ia mengatakan, dua hari lalu warga mulai mengajukan permintaan dropping air bersih kepada BPBD Kabupaten Semarang melalui perangkat Desa Pakis. Permintaan tersebut baru direalisasikan pada Rabu ini dengan mendatangkan langsung dua tangki air bersih masing-masing berkapasitas 10 ribu liter.

Prihadi juga mengungkapkan, sebelum dilakukan dropping air bersih, kata dia, untuk kebutuhan sehari-hari memasak dan minum harus membeli, Rp 10 ribu untuk tiga jeriken isi 20 liter. "Kecuali untuk keperluan mandi dan mencuci baju masih bisa memanfaatkan dari aliran sungai di sekitar dusun meski airnya mulai agak keruh," ujarnya.

Budiono (48 tahun), salah seorang warga Dusun Kumpul mengatakan, terakhir hujan turun pada malam Lebaran lalu. Itupun tidak terlalu deras. Terkait dengan dropping air bersih oleh BPBD Kabupaten Semarang ini, tiap warga Dusun Kumpul mendapatkan jatah 6 jeriken. "Saat ini, untuk air bersih sudah semakin sulit, kalau bisa sepekan bisa dropping lagi. Karena enam jeriken ini paling diirit- irit untuk enam hari," ujarnya.

Supiyani (40 tahun) mengatakan yang cukup mendesak adalah kebutuhan air bersih untuk masak, minum dan kebutuhan dapur lainnya. Sebab untuk keperluan tersebut, selama ini warga barus membeli isi ulang. “Lumayan juga kalau tiap tiga hari harus mengeluarkan Rp 10 ribu untuk beli air," ujarnya.

Sementara itu, Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Teguh Ariadi mengatakan, permintaan dropping air bersih untuk Kecamatan Bringin telah terakumulasi 84 tangki. Hal itu sudah dilakukan BPBD sejak dua pekan yang lalu ke sejumlah dusun di beberapa desa. "Namun untuk permintaan dropping air sepekan ini mulai meningkat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement