REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengakui saat ini sejumlah wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau, termasuk di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. BPBD telah memetakan terdapat delapan kecamatan rawan menghadapi kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Ciamis Ani Supriani menyebut delapan kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan ialah Ciamis Kota, Banjarsari, Banjaranyar, Pamarican, Lakbok, Cijeungjing, Rancah dan Rajadesa. Berdasarkan laporan, setiap tahunnya masyarakat di daerah itu sering kesulitan air bersih ketika kemarau tiba.
"Kami sudah melakukan rapat koordinasi untuk menanggulangi kekeringan di Ciamis, terutama masyarakat yang membutuhkan air bersih," katanya pada wartawan, Rabu (25/7).
Ia menjelaskan informasi datangnya kemarau berasal dari BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung. Dari laporan BMKG disebutkan di Ciamis sudah masuk musim kemarau dan rawan kekeringan.
"Musim kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga bulan Oktober. Bahkan untuk fenomena El Nino dan La Nina kemungkinan berlangsung normal pada bulan November," ujarnya.
Namun hingga saat ini, kata dia belum ada laporan dari masyarakat mengenai persoalan kesulitan air bersih yang meluas. Hanya ada beberapa daerah saja yang mulai mengalami kekeringan. BPBD berkomitmen bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta dalam pengadaan air bersih selama musim kemarau.
"Bagi masyarakat yang memang sudah mengalami kesulitan air, bisa langsung memberikan laporan untuk kemudian akan ditindaklanjuti pengiriman air bersih. Kami akan mengajak dunia usaha, perbankan, PDAM dan BUMN untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Ciamis yang membutuhkan karena kekeringan," tuturnya.