Rabu 25 Jul 2018 17:12 WIB

Gelombang Pasang di Pesisir Cilacap Rusak Sejumlah Bangunan

gelombang pasang menyebabkan air laut naik kedaratan yang merusak bangunan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warga berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Cilacap, Jateng, Rabu (25/7).
Foto: antara/Idhad Zakaria
Sejumlah warga berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Cilacap, Jateng, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Gelombang pasang melanda hampir seluruh kawasan pesisir Cilacap, Rabu (25/7) pagi. Sejak dari wilayah Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan hingga wilayah Kecamatan Nusawungu yang berada di sisi timur pesisir Cilacap, gelombang pasang menyebabkan air laut naik kedaratan yang merusak bangunan-bangunan di pinggir pantai.

''Gelombang pasang yang merambah kawasan pesisir Cilacap ini berlangsung sejak pukul 03.00 hingga pukul 09.00. Setelah itu, gelombang pasang kembali surut,'' jelas Kepala UPT BPBD Kroya Edi Purwanto.

Dia menyebutkan, kejadian gelombang pasang kali ini memang menjangkau kawasan yang lebih luas di pesisir selatan. Pada kejadian gelombang pasang pekan lalu, gelombang pasang hanya terjadi di wilayah pesisir Cilacap bagian timur hingga ke Kebumen. Dampak kerusakan saat itu, berupa ratusan warung di pingir pantai yang porak poranda.

Tapi pada kejadian saat ini, gelombang pasang juga terjadi di pesisir wilayah Tegalkamulyan yang masuk wilayah Kota Cilacap. Untungnya, air tidak sampai menerjang wilayah pemukiman warga karena sudah dibangun tanggul penahan di sepanjang pantainya. Namun terjangan ombak, berulang kali menggempur tanggul yang sebenarnya dibangun cukup jauh dari bibir pantai dalam kondisi normal.

Yang kembali harus terendam akibat gelombang pasang, adalah kawasan di sepanjang pantai timur Cilacap. Antara lain Pantai Sodong Kecamatan Adipala, Pantai Widarapayung dan Pantai Sidayu Kecamatan Binangun, serta Pantai Cemara Sewu Kecamatan Nusawungu Cilacap.

Edi Purwanto memastikan, sejumlah bangunan yang berada di kawasan pantai tersebut banyak mengalami kerusakan. Namun dia memperkirakan dampak kerugiannya tidak sebesar gelombang pasang pekan sebelumnya, karena sebelum kejadian saat ini banyak pedagang sudah mempersiapkan diri dengan mengemasi barang dagangan di warung.

Selain dampak kerusakan bangunan warung, Edi juga menyebutkan, bangunan kolam renang di Pantai Sidayu Kecamatan Binangun, mengalami kerukan cukup parah akibat gelombang pasang. Bangunan tembok keliling seputar kolam renang dan kamar mandi, ambruk karena tak mampu menahan gelombang air pasang.

Pemilik kolam renang, Abdul Nasim al Najib, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 42 juta akibat kejadian itu. ''Seumur hidup saya tinggal di pesir, baru kali ini gelombang pasang mencapai sedemikian tinggi. Biasanya, kalau air laut pasang tidak pernah mencapai bangunan kolam renang,'' katanya.

Sebelumnya, BMKG Cilacap telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah/DIY pada Rabu (24/7) dan Kamis (25/7). Dalam peringatan dini tersebut, diinginkan mengenai potensi terjadinya gelombang tinggi hingga sembilan meter di perairan Samudra Hindia. BMKG menilai gelombang laut setinggi itu akan membahayakan seluruh jenis kapal, baik kapal kecil maupun kapal besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement