REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun infrastruktur untuk mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Provinsi Banten. Tanjung Lesung merupakan salah satu dari 10 KSPN prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan penetapan tersebut, kawasan Tanjung Lesung direncanakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten bagian selatan.
“Pembangunan kawasan pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu dengan infrastruktur, terutama jalan, sanitasi, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk berdasarkan rencana induk pembangunan infrastruktur,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono dalama pesan tertulis kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Dengan infrastruktur yang lebih baik, diharapkan wisatawan betah dan lebih lama menghabiskan waku di KSPN Tanjung Lesung. KSPN Tanjung Lesung berada di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Jarak KSPN Tanjung Lesung ke Jakarta sekitar 128 km.
Upaya lain yang dilakukan Kementerian PUPR untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke KSPN Tanjung Lesung dengan mengembangkan wisata berbasis pembangunan desa dan ekonomi kerakyatan. Kementerian PUPR memanfaatkan potensi batik Cikadu dan agrowisata salak didorong melalui pengembangan Kampung Wisata Cikadu agar bisa menjadi destinasi pariwisata baru.
Kementerian PUPR melakukan penanganan infrastruktur permukiman untuk mendukung KSPN Prioritas dengan dua pendekatan yaitu infrastruktur yang langsung menunjang lokasi wisata dan yang menunjang permukiman (kawasan penyangga) di sekitar lokasi tujuan wisata.
Pembangunan KSPN Tanjung Lesaung dilakukan sejak 2016 hingga 2018 dengan total anggaran sebesar Rp 80,9 miliar melalui Ditjen Cipta Karya. Infrastruktur yang dibangun di zona utama Kampung Wisata Cikadu berupa amphiteater, taman bermain, dan restoran apung. Selain itu, di kawasan pendukung dibangun gerbang kawasan-boulevard, plaza, pendopo, dan pelataran parkir, pendopo dan gallery batik dan kerajinan dengan anggaran Rp 40 miliar.
Ruang terbuka hijau berupa lapangan sepakbola dan area pejalan kaki dengan anggaran Rp 9,4 miliar. Infrastruktur untuk mendukung penyehatan lingkungan juga disediakan berupa toilet wisata, tempat pengelolaan sampah dengan prinsip Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R), dan MCK Komunal dengan total anggaran Rp 11 miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan nilai Rp 19,88 miliar. Disamping itu dilakukan peningkatan konektivitas oleh Kementerian PUPR dengan meningkatkan kondisi jalan nasional yang lebih mantap menuju kawasan tersebut serta pembangunan jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 km.
Tol Serang-Panimbang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dimana dukungan pemerintah berupa konstruksi sepanjang 33 Km, sementara sisanya dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Wijaya Karya Serang Panimbang. Pembangunan Tol Serang-Panimbang saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan dan ditargetkan akan operasional secara bertahap mulai tahun 2019.