Selasa 24 Jul 2018 16:53 WIB

200 Tangki Air Disiapkan Hadapi Kekeringan di Gunungkidul

Musim kemarau pada 2018 akan dimulai pada bulan April

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY melakukan penyaluran bantuan atas bencana kekeringan di Gunungkidul. Bantuan itu salah satunya dilakukan dengan mengirim 200 truk tangki akr bersih yang disalurkan secara bertahap.
Foto: Istimewa
Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY melakukan penyaluran bantuan atas bencana kekeringan di Gunungkidul. Bantuan itu salah satunya dilakukan dengan mengirim 200 truk tangki akr bersih yang disalurkan secara bertahap.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL — Setiap tahun, Kabupaten Gunungkidul mengalami masalah yang sama yaitu kekeringan dan ketersediaan air bersih. Lurah Pacarejo Kecamatan Semanu, Suhadi mengatakan, ketika musim kemarau tiba biasanya masyarakat di Gunungkidul mengandalkan belik (mata air sungai) yang jauhnya dua kilometer dari pemukiman untuk digunakan keperluan keluarga dan ternak, sehingga kondisi tersebut mengganggu aktifitas masyarakat dan produktifitas peternakan mereka.

“Saat ini masyarakat di Desa Pacarejo, mengandalkan sumur galian yang sudah mulai mengering, sebagian sudah membeli air sejak awal bulan juli, dan sebagian lagi bertahan dengan mengambil air dari jerigen dari dusun sebelah” ujar Suhadi, Selasa (24/7).

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan musim kemarau pada 2018 akan dimulai pada bulan April sampai dengan September mendatang. Beberapa Wilayah Gunungkidul yang saat ini tengah mengalami kekaringan yaitu kecamatan Rongkop, Tepus, Semin, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Nglipar, Panggang, Semanu, Gedangsari dan Purwosari.

photo
Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY melakukan penyaluran bantuan atas bencana kekeringan di Gunungkidul. Bantuan itu salah satunya dilakukan dengan mengirim 200 truk tangki akr bersih yang disalurkan secara bertahap. (Istimewa)

Melihat permasalahan yang menghawatirkan tersebut Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY mencoba mengurai permasalahan air bersih di Gunungkidul. Program yang dipilih ACT DIY yaitu Dropping Air Bersih dan pembangunan Wakaf Sumur. Dropping air bersih merupakan program rutin tahunan yang dilakukan ACT DIY, yaitu program mensyuplai air bersih menggunakan armada truk tangki kapasitas 5 ribu liter.

Agus Budi Hariyadi selaku Kepala Cabang ACT DIY mengatakan, rencananya dropping air bersih di Gunungkidul akan dilakukan mulai rabu (25/7) mendatang, dengan tahap awal sebanyak 200 truk tangki dan akan ditambah sesuai kebutuhan. “Tempat-tempat yang menjadi sasaran awal Dropping Air Bersih adalah kecamatan Girisubo, Semanu, Paliyan, Ponjong dan Gedangsari dengan harapan per truk tangki dapat mencukupi 30 hingaa 50 KK untuk satu pekan,” ujarnya.

Sementara Wakaf Sumur merupakan program jangka panjang Global Wakaf - ACT DIY, melalui amanah para donatur dengan membangunkan sumur bor di titik-titik rawan kekeringan di Gunungkidul. Harapannya dengan adanya program Droping Air Bersih dan Wakaf Sumur, masyarakat Gunungkidul dapat terbantukan terutama untuk masalah air bersih yang telah melanda sejak beberapa bulan terakhir.

Sampai dengan saat ini program Wakaf Sumur di Yogyakarta telah berjalan di  delapan titik, satu berada di wilayah Kota dan tujuh titik lainnya berada di Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya, Global Wakaf ACT DIY berkomitmen untuk terus membangun dua sampai empat Wakaf Sumur setiap bulan di wilayah DIY. Diharapkan, dengan adanya Wakaf Sumur permasalahan kekeringan dan ketersediaan air bersih di Yogyakarta khususnya di Gunungkidul dapat teratasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement