Selasa 24 Jul 2018 23:25 WIB

BPOM Latih AIFAESA Timor Leste Awasi Obat dan Makanan

Keamanan pangan memang telah menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
 Seorang petugas Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) menata sejumlah bahan kimia obat yang akan dimusnahkan di halaman kantor BPOM, Jakarta Timur, Senin (26/5).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Seorang petugas Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) menata sejumlah bahan kimia obat yang akan dimusnahkan di halaman kantor BPOM, Jakarta Timur, Senin (26/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan Autoridade Inspesaun no Fiskalizasaun Atividade Ekonómika, Sanitária no Alimentár (AIFAESA) atau Otoritas Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi Sanitasi dan Makanan Republik Demokratik Timor-Leste.

Bentuk kerja sama kedua lembaga itu diwujudkan dalam bentuk pelatihan inspektur pangan untuk sumber daya manusia (SDM) Timor Leste. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Inspektur Pangan AIFASEA dalam pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan nasional di Timor-Leste serta dapat menciptakan jejaring kerja sama antar Badan Pengawas (Regulator).

"Kami yakin bahwa semua peserta ini akan mampu menerapkan materi pelatihan dan pada akhirnya berkontribusi untuk kemandirian sistem keamanan pangan di Timor Leste," kata Kepala BPOM RI, Penny Lukito melalui siaran pers, Selasa (24/7).

Penny berharap, pelatihan yang diselenggarakan BPOM RI pertama kali dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan ini dapat mendukung kebijakan  politik luar negeri RI. Dia menerangkan, dalam beberapa tahun terakhir, keamanan pangan memang telah menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste. Berbagai bentuk kerja sama telah dilakukan, BPOM RI- AIFASEA seperti upaya mendorong, memfasilitasi, dan mengembangkan kerja sama melalui pertukaran informasi mengenai regulasi tentang Keamanan dan Mutu Pangan yang berlaku di masing-masing negara, saling memberikan informasi yang berkaitan dengan pengendalian masalah keamanan dan kualitas; dan memberikan bantuan teknis dari Indonesia ke Timor-Leste.

"Sekarang adalah saat yang tepat untuk menggalakan upaya kolektif dalam meningkatkan keamanan pangan, dimulai dari pengawasan tingkat negara dan penerapan pengawasan yang efektif, serta memastikan bahwa keamanan pangan masuk dalam agenda prioritas," jelas dia.

Diketahui, akhir Juni lalu, Presiden RI Jokowi menerima Presiden Republik Demokratik Timor Leste Francisco Gutterres Lu Olo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan ini, kedua Kepala Negara membahas mengenai peningkatan hubungan melalui kerjasama di berbagai bidang.

Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen bahwa Indonesia akan tetap menjadi mitra terpercaya bagi Timor Leste untuk pengembangan dan pembangunan di Timor Leste.

Jauh sebelum pertemuan ini, Indonesia telah membangun kerjasama dengan Republik Demokratik Timor-Leste, salah satunya melalui penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Teknis di bidang Keamanan dan Mutu Pangan antara BPOM RI dan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Lingkungan Hidup, Republik Demokratik Timor-Leste pada 21 November 2014.

Sebagai implementasi MoU tersebut,  Badan POM telah memberikan pelatihan pengujian pangan secara kimia dan mikrobiologi pada tahun 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement