REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang digelarnya Asian Games 2018, Kali Item terus dibersihkan dan saat ini ditutup menggunakan waring atau jaring. Kali tersebut berada di depan wisma atlet Asian Games, dan dikhawatirkan baunya dapat mengganggu.
Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Adrie Charviandi mengungkapkan, penutupan sungai menggunakan jaring belum cukup efektif. Masih tercium aroma busuk dari sungai tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan langkah seperti pengerukan untuk membersihkan kali secara efektif.
"Misalnya dijaring tanpa harus dibersihkan dahulu dan menguras dulu kan sama aja bohong. Dirapikan baru dijaring dan diinformasikan kepada masyarakat untuk tidak buang sampah, dan got dari masyarakat bisa disaring untuk ke sungainya," kata Adrie saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/7).
Menurutnya, warna kali tersebut yang sampai saat ini masih keruh dan berbau akibat endapan yang sudah lama di kali tersebut. Endapan itu berasal dari limbah pabrik maupun limbah rumah tangga yang dibuang ke kali.
Untuk itu, perlu dilakukan pembersihan secara total dan pengerukan untuk menghilangkan warna dan bau kali. Jika tidak dilakukan, maka kali tersebut akan tetap berwarna pekat dan berbau. Dengan melakukan penutupan menggunakan jaring saja, hal tersebut tidak cukup efektif.
"Karena sungai mengalir. Kalau berbicara jaring memang harus dijaring untuk menghindari bau. Tapi percuma, kalau cuma dijaring. Seharusnya pemerintah juga menguras terus disterilisasi dulu dan baru dijaring sehingga menghilangkan aroma itu lebih efektif dan efisien. Jadi nggak perlu kerja dua kali," tambahnya.
Dia pun telah beberapa kali menginformasikan dan memberi masukan kepada pemerintah bagaimana mengatasi hal tersebut. Namun, belum ada tindak lanjut dari pemerintah.
Petugas PPSU memberihkan sampah di Kali Sentiong yang sudah dipasang jaring (waring) di Kawasan Kemayoran, Jakarta.
"Sudah pernah kita sampaikan, mereka minta caranya bagaimana. Dari lima bulan yang lalu, ke dinas lingkungan juga sempat, ke pemprovnya sendiri juga pernah. Pengelola wisma atletnya sendiri juga pernah datang, minta saran. Kita kasih saran kita infokan, tapi nggak balik lagi. Kita lanjutin kita kan nggak punya wewenang," tambahnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Abdul Ghoni mengungkapkan, langkah yang diambil pemerintah saat ini sudah cukup efektif. Sebab, sebelumnya kali tersebut belum ditangani dan dibiarkan saja.
"Yang namanya Kali Item itu dari zamannya Suryadi Sudirja sampai Fauzi Bowo itu memang tidak ditangani dengan serius ya, dalam mengentaskan bau dan itu juga padat lingkungan. Selama saya pikir langkah dari Pak Gubernur itu sudah sangat luar biasa, karena itu mengingat AG dilaksanakan di Jakarta dan ada rumah atlet di sana," katany.
Walaupun setelah ditutupi jaring, harus ada tindak lanjut lainnya dari pemerintah. Terlebih, kali tersebut sudah lama tidak ditangani dan baik limbah rumah tangga maupun limbah pabrik yang mengendap di dalam sungai memang sudah terbilang lama.
"Jadi itu ditutup sementara dan dicari solusinya untuk yang terbaik supaya tidak lagi ada bau-bau yang sekarang ini dirasakan masyarakat," katanya.
Menurutnya, tugas tersebut bukan hanya tugas pemprov saja. Namun, pemerintah pusat juga harus turun tangan untuk menangani hal tersebut.
"Ini juga nggak lepas dari pemerintah pusat. Sungai-sungai di Jakarta itu tugasnya pemerintah pusat juga. Nggak boleh lepas tangan. Pusat juga harus ambil bagian. Kurang lebih ada 15 sungai itu tanggung jawabnya Balai Besar (Wilayah Sungai) Ciliwung-Cisadane," katanya.
Baca juga: Mengapa Air Kali Item Berwarna Hitam?