Senin 23 Jul 2018 22:16 WIB

Pengamat: Tiga Figur Paling Tepat untuk Dampingi Jokowi

Tiga figur ini dinilai punya kekurangan dan kelebihan jika jadi cawapres Jokowi

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Jokowi meninjau Kois Modern NU (Kimonu) yang berada di pondok pesantren Asshidiqqiyah 3, Kabupaten Karawang, Rabu (6/6).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi meninjau Kois Modern NU (Kimonu) yang berada di pondok pesantren Asshidiqqiyah 3, Kabupaten Karawang, Rabu (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, Airlangga Hartarto, Mahfud MD dan Tuanku Guru Bajang (TGB) merupakan tiga figur paling tepat untuk masuk ke bursa pendamping dari calon presiden pejawat, Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dilihat dari segi tujuan politik dan kemampuan masing-masing personal.

Untuk Airlangga, ia memiliki modal politik yang kuat karena memiliki jumlah kursi banyak di DPR sebagai pemenang pemilihan legislatif (pileg) 2014. "Apabila berpasangan dengan Airlangga, Jokowi sudah memastikan 20 persen dari presidential threshold," ujar Emrus kepada Republika.co.id, Senin (23/7).

Tidak kalah penting, Airlangga merupakan ketua umum partai Golkar yang sudah dikenal sebagai partai kuat. Emrus melihat, mereka yang berada DPR di tingkat daerah sampai pusat tidak akan sungkan menjadi mesin politik. Mereka dapat digerakkan Airlangga untuk mendulang suara jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Tapi, Emrus mencatat, Airlangga masih harus memperbaiki dari sisi elektabilitas yang terbilang belum menggembirakan. Sedangkan, Jokowi sendiri masih membutuhkan dukungan elektoral karena belum melampaui di atas 50 persen. "Kalau dipasnagkan, hal yang harus dijadikan prioritas adalah mendongkrak elektabilitas Airlangga," ucapnya.

Sementara itu, untuk figur kedua yakni TGB, sudah memiliki karakter sebagai sosok religius yang kuat di mata masyarakat. Di sisi lain, mantan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode ini juga telah populer karena sudah kerap melakukan safari ke politik dengan berbagai pesan religiusnya.

Kekurangan TGB sama dengan Airlangga, yakni elektabilitas. Terlebih, apabila maju ke pilpres nanti, kemungkinan besar TGB tidak diusung oleh Demokrat, partai yang selama ini sudah menaunginya. "Ia hanya masuk secara individu, tidak ada modal dari sudut partai. Ini jadi tantangan besar kelak," tutur Emrus.

Untuk figur Mahfud MD, Emrus melihatnya sebagai sosok pluralis yang cerdas, religius dan mampu mengayomi berbagai perbedaan. Dengan latar belakang sebagai kader Nadhlatul Ulama (NU), Mahfud juga memiliki basis massa jelas sehingga akan memudahkan Jokowi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Sama dengan dua calon sebelumnya, Mahfud masih memiliki tugas berat untuk mendongkrak elektabilitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement