Ahad 22 Jul 2018 18:13 WIB

Sebanyak 10.487 Anak di Bandung Barat Alami Stunting

Ada 10 desa yang menjadi prioritas penanganan stunting.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID,  NGAMPRAH- Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan sebanyak 10.487 anak berusia 0 hingga 59 bulan atau 7.67 persen yang berada di 10 desa mengalami stunting. Oleh karena itu, desa-desa tersebut menjadi prioritas dalam penanganan terhadap anak-anak yang mengalami stunting.

Sepuluh desa yang menjadi prioritas penanganan di Bandung Barat terkait stunting di antaranya Desa Sindangkerta, Desa Pataruman, Desa Cipatik, Desa Tanjungwangi, Desa Cimerang, Desa Ciburuy, Desa Ciptagumati, Desa Jatimekar, Desa Jati, dan Desa Saguling.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Puskesmas dari Dinas Kesehatan Bandung Barat Maqdesi mengatakan jumlah anak yang mengalami stunting tiap tahun terus menurun. Pada 2013, angka stunting mencapai 52 persen. Kemudian, 2016 menurun menjadi 11 persen dan 2017 menjadi 7.67 persen.

"Angka stunting di Bandung Barat berada di angka 7,67 persen atau sebanyak 10.487 balita ialah usia 0-59 bulan," ujarnya, Ahad (22/7). Menurutnya, penyebab stunting terhadap anak dipicu oleh tiga faktor yaitu masalah gizi, lingkungan, dan ekonomi.

Baca juga: Saleh: Kasus Gizi Buruk tak Terkait Lokasi Geografis

Ia menuturkan, dampak dari stunting dapat menurunkan daya saing dalam mengakses lapangan pekerjaan. Katanya, faktor keturunan terkait stunting hanya 5 persen. Sementara, lingkungan dan gizi merupakan faktor dominan dalam terjadinya stunting kepada anak.

"Masalah lingkungan seperti banyaknya warga yang buang air besar ke sungai dan tak memiliki jamban di rumah. Kondisi tersebut berada di 5 desa wilayah selatan,"  ungkapnya.

Maqdesi mengungkapkan, Sekretariat Wapres telah memerintahkan untuk memprioritaskan ke 10 desa tersebut dalam penanganan stunting. Namun, desa-desa lainnya yang belum masuk prioritas turut ditangani.

Katanya, untuk menghindari stunting maka yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah asupan gizi yang benar. Pihaknya juga tsrus melakukan sosialisasi ke seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Baca juga: Tenaga Medis Minim Penyebab Gizi Buruk Meningkat

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, pada Rapat Terbatas tentang penurunan stunting di Kantor Presiden menekankan, bahwa masalah stunting perlu menjadi perhatian bersama, sehingga upaya penurunan angka stunting membutuhkan kerja bersama yang harus melibatkan lintas sektor dan semua elemen masyarakat.

Sejumlah langkah, sejak beberapa tahun belakangan sebenarnya telah dijalankan pemerintah untuk mencegah stunting di masyarakat, utamanya menambah asupan gizi bagi ibu hamil, Balita dan anak-anak sekolah. "Sebetulnya sudah dimulai dari tiga tahun lalu dengan pemberian makanan tambahan atau PMT. Namun tahun ini, kita akan lebih menyasar dan fokus," ujar Presiden.

Salah satu langkah inovasi yang saat ini tengah mulai diimplementasikan, yaitu dengan lebih memfokuskan program PMT di daerah-daerah yang memiliki angka stunting yang tinggi. Program tersebut akan turut melibatkan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu di daerah setempat untuk menggencarkan sosialisasi pola hidup sehat dan menambah asupan makanan yang diberikan melalui program PMT yang dijalankan pemerintah pusat.

Baca juga: Pola Makan Keliru Salah Satu Penyebab Gizi Buruk

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement