Ahad 22 Jul 2018 17:17 WIB

Sebanyak 753 Warga Karawang Terinfeksi HIV/AIDS

Warga yang terjangkit setiap tahun mengalami peningkatan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Muhammad Hafil
AIDS
AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Karawang, melansir sedikitnya 753 warga di wilayah ini terinfeksi penyakit mematikan tersebut. Ratusan warga tersebut, tersebar di 27 kecamatan. Kasus ini, merupakan fenomena gunung es. Mengingat, sampai saat ini masih banyak warga yang belum terbuka mengenai penyakit tersebut.

Staf Pengelola Program  Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupatn Karawang, Yana Aryana, mengatakan, 753 warga yang terinfeksi HIV/AIDS ini merupakan hasil pendataan selama 2017 lalu. Warga yang terjangkit penyakit tersebut, setiap tahun mengalami peningkatan.

"Pada 2016 lalu, yang terinfeksi HIV/AIDS hanya 657 warga. Kemudian, data 2015 hanya 566 warga," ujarnya, kepada sejumlah media, Ahad (22/7).

Baca juga: 2017, Ditemukan 220 Ribu Orang dengan HIV/AIDS

Faktor penyebaran penyakit ini bervariasi. Yaitu, melalui perinatal sekitar empat persen atau 23 warga. Kemudian, melalui hubungan sejenis (homoseksual) sekitar 10 persen. Melalui penyebaran heteroseksual 60 persen. Lalu, melalui IDU 19 persen.

Adapun 27 kecamatan yang jadi sebaran warga yang terinfeksi HIV/AIDS, yaitu Karawang Barat dengan 109 kasus. Karawang Timur 52 kasus. Telukjambe Timur 34 kasus. Cilamaya Wetan 34 kasus. Kecamatan Batujaya dengan lima kasus.

Kemudian, Cibuaya delapan kasus. Cikampek 27 kasus. Cilamaya Kulon 21 kasus. Cilebar tujuh kasus. Jatisari delapan kasus. Jayakerta enam kasus. Kecamatan Klari 20 kasus. Kota Baru 23 kasus. Kutawaluya tiga kasus. Lemahabang sembilan kasus.

Kecamatan Majalaya enam kasus. Pangkalan enam kasus. Kecamatan Purwasari 11 kasus. Lalu, Kecamatan Rawamerta 14 kasus. Rengasdengklok 15 kasus. Tegalwaru enam kasus. Telagasari 18 kasus. Telukjambe Barat 14 kasus. Tirtajaya delapan kasus. Tirtamulya 20 kasus. Pedes lima kasus serta Kecamatan Ciampel dua kasus. 

Baca juga: 75 Persen Penderita HIV AIDS Bali Usia Produktif

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim telah melakukan banyak upaya untuk mencegah dan mengendalikan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di Tanah Air. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan, telah banyak yang dilakukan pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dalam 15 tahun terakhir.

Di antaranya yaitu penerbitan produk hukum berupa peraturan menteri kesehatan (permenkes) sebagai payung hukum untuk mendukung pelaksanaan program. Kemudian penyediaan layanan kesehatan untuk melakukan tes HIV dan pemberian perawatan dan pengobatan anti retroviral (ARV), baik di rumah sakit (RS) maupun pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

"Pada 2015 kami juga telah memiliki layanan komprehensif berkelanjutan (LKB)," katanya saat ditemui Republika.

Selain itu, kata dia, pemerintah telah memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan. Juga penyediaan tes HIV, obat ARV subsidi penuh oleh pemerintah, mesin dan reagen untuk monitoring pengobatan, serta penyediaan obat untuk infeksi oportunistik.

Baca juga: Perspektif Nanoeduparemiologi pada HIV-AIDS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement