Ahad 22 Jul 2018 16:37 WIB

Ini Daerah yang Diprediksi Alami Gelombang Tinggi

Gelombang tinggi diprediksi sejak dari ini hingga 28 Juli 2018.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi gelombang pasang air laut.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi gelombang pasang air laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya gelombang tinggi sejak dari ini hingga 28 Juli 2018. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan ada beberapa daerah yang diprediksi mengalami gelombang tinggi tersebut.

Dwikorita menjelaskan tinggi gelombang pertama yaitu 1,25 meter hingga 2,5 meter. "Ini statusnya sangat waspada berpeluang terjadi di Laut Jawa bagian Timur," kata Dwikorita di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (22/7).

Selain daerah tersebut, Dwikorita memastikan ketinggian gelombnag dengan stastus sangat waspada itu juga bisa terjadi di perairan timur Kotabaru. Begitu juga di Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, perairan Baubau Kelupauan Wakatobi, laut Banda, Peairan selatan Pulau Buru hingga Pulau Seram, perairan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Babar hingga Kepalau Tanimbar, perairan barat Yos Sudarso, Laut Arafuru, dan perairan Jayapura.

Selanjutnya, Dwikorita mengatakan tipe tinggi gelombang kedua yaitu yang statusnya berbahaya. "Untuk statusnya berbahaya ini tinggi gelombangnya 2,5 meter sampai empat meter," kata Dwikorita.

Untuk tinggi gelombang yang statusnya berbahaya itu berpeluang terjadi di perairan Sabang, perairan utara dan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai. Begitu juga dengan perairan barat Bengkulu hingga Lampung,S Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan jawa hingga Pilau Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, dan perairan selatan Pulau Rote.

Sebelumnya. BMKG sudah memberikan peringatan dini terjadinya gelombang tinggi hingga 28 Juli. Gelombang tersebut diprediksi memiliki ketringgian 2,5 meter hingga enam meter dan puncak ekstrem akan terjadi pada 24-25 Juli 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement