Sabtu 21 Jul 2018 20:19 WIB

Diguncang Gempa 5,4 SR, 3 Rumah di Solok Rusak

Satu ruumah mengalami rusak berat sehingga menewaskan seorang warga.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Warga melihat sebuah rumah yang rusak akibat gempa, di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kec.Gunung Talang, Kab.Solok, Sumatra Barat, Sabtu (21/7). Gempa tektonik 5,5 Skala Richter mengakibatkan sejumlah rumah rusak berat dan retak serta menyebabkan seorang warga, Bustami (63) meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan rumahnya.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga melihat sebuah rumah yang rusak akibat gempa, di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kec.Gunung Talang, Kab.Solok, Sumatra Barat, Sabtu (21/7). Gempa tektonik 5,5 Skala Richter mengakibatkan sejumlah rumah rusak berat dan retak serta menyebabkan seorang warga, Bustami (63) meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan rumahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Sumatra Barat, mencatat ada tiga rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan M 5,4 Skala Richter (SR) pada Sabtu (21/7) sore. Setidaknya, ada dua nagari, setingkat kelurahan, yang tercatat ada rumah rusak akibat gempa. 

Satu rumah di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, mengalami rusak berat sehingga menewaskan Bustami Buyuang (63 tahun). Korban tertimpa reruntuhan rumah. 

Sementara di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, terdapat dua unit rumah rusak. "Data sementara, tiga rumah yang rusak akibat gempa di Kabupaten Solok," kata Kalaksa BPBD Kabupaten Solok, Edwar, Sabtu (21/7). 

BPBD Kabupaten Solok juga mencatat ada dua warga dari kedua rumah di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek yang menderita luka ringan. Keduanya korban, Bobi (7 tahun) dan Dah (16 tahun), dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa. 

Edwar menambahkan, BPBD saat ini masih melakukan pendataan terkait kerusakan rumah yang dialami warga. BPBD Solok juga mengupayakan penyaluran logistik bagi korban yang membutuhkan. 

"Kami masih menghimpun kepastian data akibat gempa," katanya.

Gempa bumi pada Sabtu (21/7) yang termasuk tektonik dangkal ini juga dirasakan kuat di Kota Padang, Sumatra Barat. Pengunjung pusat perbelanjaan Plaza Andalas, misalnya, berlarian menyelematkan diri sesaat setelah gempa terjadi. Jen (29 tahun), seorang warga Muaro Bungo, Provinsi Jambi, juga mengaku merasakan getaran gempa. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis, gempa sore ini terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatra (Sumatra Fault Zone) pada segmen Sumani. Hasil analisis mekanisme sumber, lanjutnya, menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar geser mendatar (Strike Slip).

Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan antara lain di daerah Kota Padang dan Painan pada rentang I-II Skala Intensitas Gempa Bumi atau tingkat II-V MMI. Sesuai dengan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Gunungtalang pada tingkat II SIG BMKG (V MMI), Kota Padang II SIG BMKG (III-IV MMI), Bukittinggi II SIG BMKG (III MMI), Padang Panjang  dan Padang Pariaman I-II SIG BMKG (II-III MMI), dan Sawahlunto I SIG BMKG (II MMI). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement