REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Setelah berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel) Kamis, 19 Juli 2018, jumlah titik hotspot yang terpantau melalui satelit di daerah ini mulai berkurang. Walau tanpa titik hotspot patroli udara terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel.
“Berdasarkan pemantauan satelit Lapan, Jumat (20/7) 2018 sampai pukul 18.30 WIB di Sumatra Selatan terpantau satu titik hotspot di Lembak, Kabupaten Muara Enim,” kata Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, Sabtu (21/7).
Satu hari sebelumnya, Kamis (19/7), jumlah hotspot di Sumatera Selatan tidak bisa diakses dari satelit Lapan. “Dari hasil patroli udara ditemukan kebakaran lahan di Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, dengan api mulai mengecil. Di Kayu Labu dengan kondisi api sudah padam dan di Pedamaran dengan api mulai mengecil,” ujar Iriansyah.
Pada Jumat (20/7), Kepala BPBD Sumsel melakukan patroli udara bersama Pangdam II Sriwijaya Mayjen AM Putranto dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain. Rute yang dilalui yakni ke Kayu Labu, Cinta Jaya dan Pedamaran di Kabupaten OKI. “Pada hari yang sama patroli udara juga dilakukan bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dengan memantau di wilayah Desa Cinta Jaya, Pedamaran Kabupaten OKI, Kabupaten Ogan Ilir, dan wilayah Jakabaring,” kata Kepala BPBD Iriansyah.
Sementara itu Menurut Kepala BNPB Willem Rampangilei, kebakaran hutan dan lahan beberapa hari lalu sudah bisa diatasi. Api sudah dapat dipadamkan. “Karena karhutla terjadi di lahan gambut, kami ingin memastikan bahwa tidak ada api lagi di bawah permukaan gambut. Luasnya sedang kita hitung, termasuk lokasinya, statusnya bagaimana, siapa yang memiliki akan kita tindak lanjuti,” ujarnya.
Kepala BNPB Willem Rampangilei mengingatkan agar karhutla tersebut tidak terulang kembali. Sosialisasi, patroli, pemadaman awal dan pemantauan hotspot akan terus dilakukan. “Tindakan pencegahan kita utamakan. Sesuai instruksi Presiden, kita akan mengadakan Asian Games, hajatan besar berskala internasional. Bulan Agustus sebagaimana prediksi dari BMKG adalah waktu puncak kemarau,” katanya.
Menurut Willem Rampangilei untuk patroli udara di Sumsel saat ini tersedia enam unit helikopter sudah disiagakan dam tiga unit sudah beroperasi. “Pada awal akan kita tambah menjadi 10 helikopter untuk mengantisipasi bila terjadi kebakaran mampu melaksanakan pemadaman awal. Semua helikopter itu semua dari dalam negeri tidak ada bantuan dari luar negeri,” ujar Kepala BNPB.