Jumat 20 Jul 2018 22:31 WIB

Lampung Tuan Rumah Jambore Nasional Diabetes 2018

Jambore Nasional Diabetes diharap jadi momen tingkatkan sinergi tanggulangi diabetes.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi Diabetes
Foto: dok. Farrer Park Hospital
Ilustrasi Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG -- Provinsi Lampung menjadi tuan rumah Jambore Nasional Diabetes Tahun 2018. Pemprov mengajak para peserta menjadikan Jambore tersebut sebagai momentum meningkatkan sinergi dalam menurunkan dan mengendalikan angka penyakit diabetes dengan bersama-sama menerapkan pola hidup sehat.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi Lampung Heri Suliyanto mengatakan, sejak tahun 2010 penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan. Di antaranya stroke, kecelakaan, penyakit jantung, kanker, termasuk diabetes melitus.

"Permasalahan lainnya adalah terjadi transisi masalah gizi, yaitu bukan hanya gizi kurang/buruk, balita pendek (stunting) atau kurus saja, tetapi gizi lebih, kegemukan, obesitas, baik pada anak-anak, remaja, maupun dewasa. Berdampak pada peningkatan faktor resiko PTM di masa dewasa dan juga faktor resiko PTM dewasa," kata Heri Suliyanto acara Jambore Nasional di Bandar Lampung, Jumat (20/7).

Kondisi tersebut, ia mengatakan akan memberikan dampak pada produktivltas kerja dan beban ekonomi. Lalu, biaya pelayanan PTM menjadi meningkat dan menjadi beban pembiayaan kesehatan bagi pemerintah dan keluarga. "Pada akhirnya kondisi ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bom waktu yang akan menjadi masalah kesehatan yang cukup besar," katanya.

Heri mengatakan, target 3,4 dari target Sustainable Development Goals (SDGs), bahwa pada tahun 2030 diharapkan dapat menurunkan sepertiga kematian dini karena PTM.  Strategi yang menjadi prioritas, difokuskan pada empat penyakit utama PTM, yaitu kardiovaskuler, kanker, diabetes, paru kronis.

Selain itu, fokus pada empat faktor risiko bersama yang dapat mencegah PTM utama, yaitu kurang aktivitas fisik, diet tidak seimbang, merokok/terpapar asap rokok, dan konsumsi alkohol.

Secara operasionalnya ia mengatakan dapat melalui pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM dalam wadah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.  Hasil dari pengukuran faktor risiko PTM di posbindu tersebut akan didapatkan individu yang sehat, individu dengan risiko PTM, dan individu yang harus dirujuk (menderita PTM).

Ketua Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Agung Pranoto mengatakan penanunggalangan penyakit seperti diabetes butuh peran bersama. Mulai pemerintah, lembaga layanan kesehatan, serta dokter, dan juga para pasien diabetes.

"Karena penyakit diabetes ini adalah bukan tugas dari pelayan kesehatan dan stakeholder saja, tetapi juga tugas dari pasien untuk bisa meng-upgrade tentang diabetes ini, dengan melalui edukasi dan mampu meningkatkan kualitas di seluruh lini," katanya.

Agung berharap dilaksanakan Jambore Diabetes Nasional Tahun 2018 tersebut, dapat meningkatkan pengetahuan mulai dari pasien, dokter, dan juga indikatornya yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu.

Jambore Nasional Diabetes Tahun 2018 sendiri, berlangsung 20 hingga 22 Juli 2018. Rangkaian acara terdiri dari seminar kesehatan yang diikuti oleh dokter, perawat, ahli gizi, instruktur senam, dan pandu diabetes yang merupakan penyandang diabetes yang mampu menjadi contoh, dan memotivasi penyandang diabetes lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement