REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sleman dan Pemkab Sleman, DIY, bakal menggelar Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 22 Juli 2018 mendatang. Peringatan akan berpusat di Desa Banyuraden.
Kepala BNNK Sleman, Kundati, mengatakan pemilihan lantaran peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Desa Banyuraden cukup tinggi. Termasuk, di sekitaran Kecamatan Gamping.
Untuk itu, penting memberikan pemahaman kepada masyarakatnya. Itu jadi salah satu wujud Program Diseminasi Informasi Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Ia menerangkan, peringatan akan berpusat kepada senam massal yang diwarnai hadiah-hadiah menarik. Peringatan akan pula menampilkan hiburan dan potensi-potensi daerah.
"Senam dipilih karena mampu mencakup keluarga, dibanding olahraga-olahraga lain yang mungkin hanya dapat diikuti usia-usia tertentu," kata Kundati, di kantor Humas Pemkab Sleman, Jumat (20/7).
Kundati berharap, peringatan mampu menebarkan lebih luas pemahaman akan bahaya narkoba. Walau dikenal sebagai daerah transit, Kabupaten Sleman memiliki kemampuan menghentikan peredarannya.
Peringatan HANI yang mengangkat tema Kampanye Setop Narkoba akan dihelat di Lapangan Banyuraden. Tujuannya, menunjukkan informasi bahaya narkoba tidak cuma lewat sosialisasi dan tatap muka.
Tapi, lanjut Kundati, bisa dikemas melalui kegiatan yang dapat dinikmati masyarakat luas. Ia berharap, masyarakat lebih mengetahui, memahami dan dapat menolak penyalahgunaan narkoba.
"Sehingga, masyarakat menjadi kuat, sehat, produktif, yang akhirnya dapat menurunkan angka penyalahgunaan narkoba," ujar Kundati.
Kepala Desa Banyuraden, Sudarisman, mengaku siap menggelar HANI di Desa Banyuraden. Ia mengakui, daerahnya memang memiliki peredaran dan penyalahgunaan yang cukup tinggi.
Untuk itu, kehadiran satgas-satgas di tiap-tiap padukuhan diharapkan membantu menurunkan catatan buruk tersebut. Selain itu, pemilihan didasarkan pula banyaknya komunitas senam di Desa Banyuraden.
"Semoga kita bisa menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba," kata Sudarisman.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap peredaran narkoba di Indonesia. Terlebih, memiliki dampak buruk kepada kesehatan.
Sri merasa, kondisi itu turut memberikan ancaman kepada peradamaian dunia. Untuk itu, ada tuntutan besar kepada masyarakat dan seluruh elemen bangsa untuk menaggulanginya.
"Kita tingkatkan pemahaman, kesadaran dan sikap untuk menolak narkoba," ujar Sri.