Jumat 20 Jul 2018 15:23 WIB

WNI yang Ditangkap Malaysia akan Diperiksa di Indonesia

Tiga orang WNI yang ditangkap Malaysia diduga terkait dengan ISIS

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin
Foto: RepublikaTV/Wisnu Aji Prasetiyo
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin menyatakan, tiga terduga teroris warga negara Indonesia yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia akan dibawa kembali ke Indonesia. Mereka akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Indonesia.

"Sedang dikoordinasikan dengan aparat diraja Malaysia antara BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)  dan PDRM (Polisi Diraja Malaysia) nanti kalau sudah selesai bisa kita bawa pulang nanti kita akan investigasi di sini," kata Syafruddin di Sekretariat Chef de Mission, Jakarta, Jumat (20/7).

Tiga orang warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap kepolisian Malaysia (PDRM) diduga terafiliasi dengan negara Islam Irak Suriah (ISIS). Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasito mengatakan tiga orang WNI masih ditahan polisi Malaysia itu, memasuki Malaysia melalui perbatasan.

Selanjutnya di tempat pemeriksaan imigrasi Malaysia terdeteksi terindikasi terkait dengan ISIS sehingga diamankan. Menurut dia, tiga WNI tersebut sudah masuk pantauan otoritas Malaysia sebelum akhirnya ditangkap.

Ia menuturkan pihaknya terus berkoordinasi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, sementara kini baru informasi awal yang dikantonginya. "Kami sedang melakukan koordinasi dengan atase polisi di sana, atase polisi Indonesia sedang melakukan koordinasi untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut," ucap Setyo.

Polisi Malaysia menangkap tujuh orang yang diduga terafiliasi dengan ISIS dalam operasi khusus di empat negara bagian, Johor, Terengganu, Selangor, dan Perak antara 12-17 Juli 2018. Empat orang di antaranya adalah warga negara Malaysia dan sisanya adalah WNI.

Salah seorang WNI bahkan diduga telah berjanji setia dan menerima pelatihan militer dari Negara Islam Indonesia. Seorang WNI lain diduga terkait dengan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement