REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Stasiun Meteorologi (Stamet) Kelas II Bandara Internasional Lombok mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB). Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Bandara Internasional Lombok Agastya Ardha Chandra Dewi mengatakan, gelombang pada Kamis (19/7) di sejumlah wilayah di NTB tergolong cukup tinggi.
Ia merinci gelombang di Selat Lombok bagian utara antara 0,75 meter sampai 3 meter. Selat Lombok bagian selatan antara 0,75 meter sampai 5 meter. Selat Alas bagian utara antara 0,5 meter sampai 1,5 meter. Selat Alas bagian selatan antara 0,75 meter sampai 5 meter.
Laut Sumbawa 0,75 meter sampai 2 meter. Perairan utara Sumbawa antara 0,5 meter sampai 1,25 meter. Perairan selatan Sumbawa antara 0,75 meter sampai 4 meter. Selat Sape antara 0,5 meter sampai 2,5 meter, dan Samudera Hindia selatan NTB antara 1,25 meter sampai 5 meter.
Ia menjelaskan kriteria tingkat bahaya gelombang laut dengan ketinggian 1,25 meter sampai 2 meter berbahaya bagi perahu nelayan, sedangkan 2 meter hingga 3 meter berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang.
"Kalau 3 meter sampai 4 meter itu berbahaya untuk perahu nelayan, tongkang, dan ferry. Kalau di atas 4 meter itu berbahaya bagi semua," ujarnya kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (19/7).
Ia memperkirakan tinggi gelombang ini masih akan terjadi hingga Sabtu (21/7). Stasiun Meteorologi Kelas II Bandara Internasional Lombok, kata dia, telah memberikan imbauan kepada seluruh pihak agar mewaspadai ketinggian gelombang.
"Waspadai tinggi gelombang yang mencapai lebih dari 2 meter di Selat Lombok bagian utara, Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian utara, Selat Alas bagian selatan, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa, Perairan selatan Sumbawa, Selat Sape, dan Samudera Hindia selatan NTB," kata dia.