Rabu 18 Jul 2018 22:34 WIB

Demokrat Minta MK Segera Putuskan Gugatan PT

Politikus Demokrat mengatakan MK memberikan sumbangan positif jika batalkan PT.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik.
Foto: Republika/TAHTA AIDILLA
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik berharap Mahkamah Konstitusi (MK) segera memutuskan gugatan masyarakat terkait presidential threshold (PT) 20 persen sebelum masa akhir pendaftaran calon presiden (capres). Rachland mengatakan MK memberikan sumbangan positif jika membatalkan presidential threshold.

"Kalau MK mau berkontribusi pada proses demokrasi yang sehat, keputusan threshold bisa keluar sebelum masa pendaftaran capres, 4 Agustus," katanya kepada wartawan, Rabu (18/7).

Menurut Rachland MK akan menyumbang positif bagi perkembangan demokrasi Indonesia, bila keputusan MK membatalkan ambang batas pencapresan 20 persen, dan mengumumkan keputusan itu sebelum 4 Agustus mendatang. Bila putusan MK membatalkan ambang batas pencapresan 20 persen, sebelum 4 Agustus, Rachland yakin akan ada perubahan pola koalisi parpol. Sebab keputusan MK ini seolah memecah kebuntuan parpol yang ingin mencapreskan kader terbaiknya sebagai presiden di 2019 mendatang.

"Saat ini publik berharap setidaknya ada tiga pasangan capres cawapres. Dan bila didukung keputusan MK membatalkan treshold 20 persen maka akan sangat mudah terbentuknya koalisi poros ketiga," jelasnya.

Tapi kalau MK akhirnya mengumumkan putusan pembatalan ambang batas 20 persen setelah pendaftaran capres, maka menurut dia, MK turut menyumbang terpeliharanya konflik politik yang sangat tajam karena terpecahnya dua kubu politik yang semakin tajam.

"MK seolah sengaja memelihara konflik tersebut," ucapnya.

Pertemuan antara SBY dengan Prabowo yang direncanakan Rabu (18/7) ini akhirnya ditunda, disebabkan kondisi kesehatan SBY yang kurang baik. Rachland menyebut kondisi mantan Presiden ke 6 tersebut dianggap belum fit karena kelelahan dan harus dirawat di RSPAD Gatot Subroto.  Prabowo pun telah menjenguk SBY di RSPAD Gatot Soebroto, pada Rabu malam. Dengan mengenakan jas resmi, Prabowo mendatangi RSPAD Gatot Subroto menjenguk dan mendoakan SBY segera pulih dari perawatan. Namun Prabowo menampik kedatangannya sekaligis membicarakan politik.

"Ini bukan bicara koalisi, masak bicara koalisi di rumah sakit," tegas Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement