Rabu 18 Jul 2018 18:08 WIB

Ditjen Cipta Karya Laksanakan 5.000 Program Pamsimas

Setiap tahun, dianggarakan dana untuk membangun 5.000 proyek ini.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Agustin Indriani.
Foto: Eko Widiyatno.
Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Agustin Indriani.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR terus berupaya mengatasi masalah kesulitan air bersih yang dialami masyarakat pada musim kemarau seperti sekarang. Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Agustin Indriani, menyebutkan selain mendistribusikan bantuan truk tangki ke desa-desa yang rawan kekeringan, pihaknya juga telah melaksankan ribuan program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

''Untuk daerah-daerah yang sering menghadapi masalah kekurangan air bersih, kita sudah menitipkan banyak truk tanki air ke daerah-daerah. Dengan truk tangki ini, kami berharap masalah kurangnya armada yang bisa mendistribusikan air bersih bisa teratasi,'' jelas Rina, saat menghadiri pelepasan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, yang akan melaksanakan KKN, Rabu (18/7).

Sedangkan mengenai program Pamsimas, Rina menyatakan, sudah sejak tiga tahun terakhir, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran untuk program Pamsimas. Setiap tahun, dianggarakan dana untuk membangun 5.000 proyek Pamsimas. ''Karena sudah berjalan tiga tahun, maka sudah ada 15 ribu infrastruktur program  Pamsimas yang dibangun,'' katanya.

Menurutnya, dalam program Pamsimas tersebut, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 270 juta per proyek. Melalui program Pamsimas ini, dia juga berharap, agar kasus-kasus stunting (kurang gizi atau gizi buruk) pada bayi bisa dikurangi.

Hal tersebut karena cukup banyak kasus-kasus stunting yang terjadi akibat saat ibu hamil atau bayi, akibat masalah kebersihan sanitasi. ''Saat ini, kita sedang fokus melakukan kerja sama dengan 10 kabupaten/kota di Tanah Air, dalam rangka memperbaiki fasilitas sanitasinya. Di 10 daerah tersebut, tercatat memiliki kasus stunting yang cukup tinggi,'' jelasnya.

Mengenai masalah adanya infrastruktur Pamsimas yang terbengkalai setelah dibangun, Rina tidak menampik hal itu memang terjadi. Namun mengenai jumlah kasusnya, dia mengaku belum memiliki angka pasti.

Ia menyebutkan, pada dasarnya proyek Pamsimas yang dilaksanakan memang berbasis pada swadaya masyarakat. ''Setelah proyek dibangun, mestinya mengenai masalah pengelolaan dan pengoperasian proyek, bisa sepenuhnya dilaksanakan masyarakat,'' katanya.

Menurutnya, adanya proyek-proyek Pamsimas yang kemudian terbengkalai, kemungkinan karena masyarakat tidak terlalu paham mengenai pengoperasian proyek. ''Melalui mahasiswa yang sedang melakukan KKN inilah, saya minta agar mereka juga bisa memberikan pemahaman mengenai perawatan dan pengoperasian infrastruktur Pamsimas,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement