Selasa 17 Jul 2018 08:41 WIB

Harga Telur Ayam di Kupang Capai Rp 60 Ribu

Harga telur ayam masih bertahan tinggi

Telur ayam negeri
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Telur ayam negeri

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Harga telur ayam ras tak kunjung turun. Harga telur ayam di sejumlah pasar di kota Kupang kini melonjak mencapai Rp 60 ribu per raknya setelah sebelumnya hanya mencapai Rp 58 ribu per rak.

Markus seorang pedagang  telur ayam ditemui Antara di pasar tradisional Naikoten Kota Kupang Selasa (17/6) mengaku harga telur ayam memang dalam beberapa pekan terakhir terus bergerak naik. "Harga telur ayam memang terus bergerak naik akhir-akhir ini sehingga ada beberapa pembeli yang mengeluhkan kenaikan ini," katanya.

Ia mengatakan pada awal Juli 2018, harga telur ayam masih berkisar dari Rp 50 ribu-Rp 55 ribu per rak. Namun memasuki tanggal 8 Juli 2018 harga sudah mulai beranjak naik.

Baca juga, Dolar AS dan Babak Belurnya Ayam Petelur

Harga yang semula hanya mencapai Rp 55 ribu kini beranjak naik menjadi Rp 58 ribu. Berselang sepekan kemudian harga telur kembali merangkak naik menjadi Rp 60 ribu per rak. Terkait penyebab kenaikan harga telur itu, Markus mengaku diakibatkan oleh karena dalam beberapa pekan terakhir produksi telur ayam di Surabaya, Jawa Timur mengalami penurunan.

Hal tersebut berujung pada adanya kenaikan harga. Sementara itu permintaan telur terus mengalami peningkatan. Para pedagang kue justru mengeluhkan hal terkait kenaikan harga telur ayam ras tersebut, karena masalah tersebut dapat merugikan mereka.

Maria misalnya pedagang kue di pinggiran jalan di Kecamatan Alak Kota Kupang, mengaku terpaksa kenaikan harga penjualan kue yang menggunakan bahan dasar telur. "Kue Bolu misalnya yang satuan harganya Rp 500 perak kini saya jual menjadi Rp 1.000 per potongnya," tambahnya.

Ia mengatakan biasa setelah lebaran sejumlah bahan kebutuhan pokok menurun harganya, namun kali ini harga telur ayam justru melonjak. Ia pun berharap kejadian ini tak berulang terus karena mampu merugikan banyak pihak, khususnya para pedagang kue.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement