Selasa 17 Jul 2018 06:44 WIB

Beras dan Rokok Sumbang Tingkat Kemiskinan DKI

Garis kemiskinan tercatat pada angka 593.108 per kapita per bulan pada Maret 2018.

Rep: Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Beras
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski telah menurun, garis kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta masih tergolong tinggi. Garis kemiskinan tercatat pada angka 593.108 per kapita per bulan pada Maret 2018.

Garis kemiskinan makanan berperan sebagai penyumbang terbesar garis kemiskinan DKI Jakarta, yaitu 66,46 persen. Komoditas bukan lapangan yang juga berperan antara lain perumahan (35,48 persen), listrik (17,60 persen) dan bensin (11,68 persen).

Tiga komoditas yang berperan sebagai penyumbang terbesar garis kemiskinan makanan yaitu beras, rokok kretek filter, dan daging ayam ras. Pada bulan Maret 2018, sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan makanan Jakarta sebesar 23,72 persen.

Kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap garis kemiskinan makanan adalah rokok kretek filter (15,89 persen), daging ayam ras (7,63 persen), telur ayam ras (6,49 persen), mie instan (3,99 persen), kembung (2,91 persen), kopi bubuk dan kopi instan (saset) (2,81 persen), daging sapi (2,47 persen), kental manis (2,31 persen), dan kue kering atau biskuit (2,29 persen).

Untuk menekan angka tersebut, Pemprov DKI Jakarta akan menggalakkan program-program pengendalian harga. "Terutama harga pangan murah komoditas-komoditas penyumbang garis kemiskinan di antaranya melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dan BUMD Pangan yang saya sering sebut sebagai klaster pangan," ujar Sandiaga di Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/7).

Baca juga, Lagi, Rokok Jadi Penyumbang Terbesar Kedua Kemiskinan

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement