REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hari pertama masuk sekolah terutama siswa kela 1 SD menjadi hari penuh waswas. Para orang tua tidak dapat mengantarkan anaknya di pintu kelas, hanya bisa mengantar di pintu gerbang sekolah. Para siswa baru kelas 1 SD yang masih polos tersebut meminta orangtuanya menunggui sampai pulang sekolah.
"Alhamdulillah anak saya tidak menangis dilepas sekolah tapi minta ditunggui di sekolah sampai pulang,” kata Desi, orangtua Noval yang bersekolah di SDN 1 Beringin Raya, Bandar Lampung, Senin (16/7).
Tak hanya Desi, para wali murid dan juga pengantar siswa baru SD tersebut hanya bisa menunggu di depan pintu gerbang SD. Desi bersyukur anaknya semangat sekolah. Berbeda dengan anak sebaya lainnya, yang harus meminta ibunya masuk ke kelas menemaninya.
Menurut Desi, ia mencoba mengantar anaknya sekolah sampai sepekan sambil melihat perkembangan anaknya selama di sekolah. Bila daya tahan anaknya kuat selama sepekan, ia menuturkan akan melepaskan selama belajar di sekolah setelah diantar dan dijemput lagi.
Hari pertama masuk sekolah di kelas 1, para siswa baru mendapat absen, pengenalan, dan pengarahan dari guru wali kelasnya. "Hanya sejam lebih, siswanya sudah pulang. Jadi kami menunggu di sekolah tidak terlalu lama," kata Wati, wali murid lainnya.
Sedangkan siswa SMP dan SMA yang berada Kawasan Rawa Laut dan Pahoma, pada hari pertama sekolah pulang cepat dari jadwal yang ditentukan. Pulang sekolah cepat, tidak membuat siswa baru SMP dan SMA di Kawasan tersebut menuju rumah. Mereka sempat menyaksikan aksi unjuk rasa di Jalan Sudirman Bandar Lampung persisnya di Kantor Sentra Gakkumdu Provinsi Lampung, Senin (16/7) siang.
"Daripada pulang ke rumah, kami nonton demo dulu di kantor Gakkumdu Jalan Sudirman," kata Wawan, siswa kelas 7 SMP swasta di Jalan Jenderal Sudirman.
Memang, pada hari pertama masuk sekolah massa dari Koalisi Rakyat Lampung untuk Pemilu Bersih menggelar aksi unjuk rasa lagi di Kantor Sentra Gakkumdu Lampung, Senin (16/7) siang. Mereka menuntut Bawaslu mendiskualifikasi pemenang pilgub Lampung karena diduga melakukan praktik politik uang.