Senin 16 Jul 2018 15:20 WIB

Klaim Gerindra dan Keraguan PAN-PKS Terhadap Prabowo

PAN ingin mendukung calon yang bisa menang sedangkan PKS ingin capres diterima publik

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Presiden PKS Sohibul Iman (kedua kanan) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf (kedua kiri) berbincang usai perayaan ulang tahun PKS di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden PKS Sohibul Iman (kedua kanan) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf (kedua kiri) berbincang usai perayaan ulang tahun PKS di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra mengklaim PAN dan PKS sepakat membentuk koalisi pada Pilpres 2019 mendatang. Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, mengklaim ketiga partai itu sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Kesepakatan itu diambil setelah pertemuan antara pimpinan ketiga parpol di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7) siang. "Benar ada pertemuan antara Gerindra, PKS dan PAN, di Kertanegara," ujar Ferry ketika dikonfirmasi wartawan, Sabtu (14/7) sore.

Dia melanjutkan, dalam pertemuan tersebut diputuskan tentang kesepakatan untuk membentuk koalisi antara Gerindra, PKS dan PAN. "Kami juga sepakat untuk mendukung Pak Prabowo menjadi capres di Pemilu 2019," tegasnya.

Sementara itu, untuk cawapres Prabowo, akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya. "Sudah sepakat akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya.

Baca juga: Soal Pertemuan dengan Demokrat, Hasto: Bu Mega Tersenyum

Baca juga:Anies: Saya Ngurusin Jakarta, Soal Cawapres Biar Parpol

Namun, kedua partai lainnya seolah tidak terima dengan klaim Gerindra tersebut. Sekjen PAN Eddy Soeparno menegaskan hingga saat ini PAN belum memutuskan sikap untuk mendukung calon presiden 2019.

Itu disampaikan Eddy, menyusul adanya pernyataan internal Partai Gerindra yang mengklaim PAN dan PKS telah sepakat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. "Belum ada kesepakatan kok. Sampai sekarang kita belum putuskan apapun, masih berproses," ujar Eddy, Ahad (15/7).

Menurut Eddy, saat ini partainya masih terus mempertimbangkan calon presiden yang tepat untuk didukung PAN untuk maju di Pilpres 2019. Eddy mengungkap, berbagai pertimbangan dilakukan partainya agar tidak salah dalam menentukan dukungannya.

Sebab Eddy menilai urusan mendukung capres, bukan sekadar hanya memenuhi persyaratan pencalonan saja seperti minimal 20 persen suara. Namun juga PAN menginginkan calon yang didukung adalah sosok yang dapat memenangi Pilpres.

"Kita mau mendukung juga seorang capres yang akan menang nantinya. Jadi paketnya harus komprehensif dan sampai sekarang kita belum putuskan siapapun," ujar Eddy.

Baca juga: Hasto: PDI Perjuangan Berharap Hanya Ada Dua Poros Koalisi

Baca juga: Klaim Atas Nama Akal Sehat

Menurut Eddy, meski PAN memiliki hubungan emosional yang dekat dengan Prabowo Subianto selama ini, namun tak dipungkiri PAN juga memiliki kedekatan dengan sosok lainnya juga yakni Joko Widodo, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo. Sehingga PAN kata Eddy juga masih harus mempertimbangkan calon yang akan didukungnya tersebut.

"Betul PAN dekat dengan Pak Prabowo, kami sudah bersama-sama tahun 2014 ketika mengusung Prabowo-Hatta. Tapi kan kita juga punya kedekatan dengan Pak Jokowi misalnya, makanya kita ada di partai pendukung Pemerintah. Lalu kita juga punya kedekatan lain dengan Anies Baswedan yang kita uusng di Pilkada DKI. Kita juga punya kedekatan dgn Pak Gatot Nurmantyo," ujar Eddy.

"Jadi kedekatan-kedekatan itulah yang sedang kami jajaki dan kita dalami karena toh waktunya masih cukup," kata Eddy.

Namun Eddy membantah jika sikap PAN yang tidak juga mendeklarasikan resmi Prabowo sebagai capres lantaran belum yakin dengan kemenangan Prabowo di Pilpres.

"Saya tidak mengatakan PAN tidak mendukung Pak Prabowo, masih kita pertimbangkan. jadi pertimbangan itu masih belum final dan masih belum ada konklusi.

"Saya pikir kalau sekarang sudah dipersepsikan kita tidak mendukung prabowo itu juga salah tapi kalau kita dipersepsikan sudah pasti mendukung Prabowo juga belum akurat," ungkapnya.

Baca juga: OSO: Cawapres Turun dari Langit Kek, Itu Urusan Jokowi

Baca juga:Pengamat: Peluang TGB Dampingi Jokowi Kecil

 

 

Sementara, PKS juga menyatakan hingga saat ini belum memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Meskipun pimpinan PKS kerap melakukan pertemuan dengan petinggi PAN dan Partai Gerindra

Ketua DPP PKS Bidang Politik Hukum dan Keamanan Al Muzammil Yusuf menyebut partainya masih harus mempertimbangkan berbagai hal untuk mendukung sosok capres di 2019. Muzammil menyebut, salah satunya sosok capres harus mendapat penerimaan publik.

"Semua faktor itu dipertimbangkan, ya akumulasi. Pertama, penerimaan publik terhadap para calon," ujar Muzammil di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/7).

Namun Muzammil enggan menjelaskan lebih lanjut, saat ditanyai apakah PKS menilai sosok Prabowo dinilai belum mendapat penerimaan publik. Ia juga tak mau menyebut apakah salah satu alasan karena Prabowo dinilai memiliki peluang menang yang kecil di Pilpres.

Baca juga: SBY Mencari Capres (untuk AHY)

Baca juga: Jokowi Kantongi Nama TGB, Mahfud MD, dan Airlangga

Hanya menurut Muzammil, selama ini nama Prabowo berdasarkan survei memang selalu muncul bersama dengan calon presiden dari pejawat Joko Widodo.

"Jadi saya kira nama Pak Prabowo ada disitu tapi apakah Pak Prabowo dengan PKS saja atau dengan PAN saja atau tiga partai atau dengan koalisi besar lainnya. Ini kan banyak tarik menarik," ujar Muzammil.

Apalagi menurut Muzammil, semua partai politik juga menginginkan calon yang diusung adalah kadernya. Ini karena adanya teori coattail efect atay teori ekor jas yang menjadi acuan bagi parpol di Pemilu 2019.

"Ya karena semua partai dengan coattail efect semua partai punya kepentingan. rata-rata partai menginginkan calon dari partainya kan," ujar Anggota Komisi III DPR tersebut.

Karena itu, ia pun memprediksi partai partai baru akan menentukan sikapnya pada akhir-akhir masa pendaftaran Pikpres 10 Agustus mendatang. Menurutnya, partainya juga masih membuka peluang kemungkinan mendukung capres lain selain Prabowo.

"Gerindra punya aspirasi, PAN punya aspirasi, PKS punya aspirasi, semua punya bargaining apa dan tawar menawar. nanti kita liat. Saya kira pencapresan ini akan last minute itu keluarnya kemungkinannya," katanya.

Baca juga: Jokowi Kantongi Nama TGB, Mahfud MD, dan Airlangga

Baca juga: Pengamat: TGB Sulit Mendapat Restu dari PDIP dan Megawati

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement