REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis daerah-daerah yang mengalami hari tanpa hujan (HTH) dalam siklus sangat panjang 31-60 hari hingga kekeringan ekstrem atau lebih dari 60 hari.
Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Tirto Djatmiko mengutip berdasarkan monitoring update cuaca per 10 hari (dasarian) dan data terbaru pemutakhiran data tanggal 10 Juli 2018 kemarin, daerah yang mengalami kekeringan ekstrem yaitu di Yogyakarta yaitu selama 73-82 hari. Kemudian di Jawa Tengah yaitu selama 71-92 hari. Kemudian kekeringan ekstrem terjadi di Jawa Timur selama 73-101 hari.
Sementara hari tanpa hujan di Bali selama lebih dari 60 hari terjadi dengan rentang waktu 62-102 hari. Kemudian kekeringan ekstrem yang terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) terjadi selama 67 hingga 112 hari. Selain itu, kata dia, kekeringan ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi antara 67 hari hingga 103 hari.
"Daerah-daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT ini perlu mendapat perhatian karena tingkat ketersediaan air tanah berkurang. Sehingga diperlukan antisipasi penyediaan dan pendistribusian air bersih," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (13/7) malam.
Sementara itu, hari tanpa hujan dengan siklus yang sangat panjang 31-60 hari terjadi di DKI Jakarta yaitu selama 42 hari. Kemudian di Jawa Barat (Jabar) yaitu antara 43-54 hari. Selain itu, di Jawa Tengah antara 45-60 hari. Kemudian di Yogyakarta antara 36-50 hari. Selain itu, dia menambahkan, Jawa Timur dengan rentang waktu 43-53 hari.
"Bali yang dipantau stasiun pengukur curah hujan mengalami kekeringan sangat panjang selama 55-57 hari," katanya.
Selain itu, kata dia, NTB terpantau mengalami kekeringan dalam jangka waktu panjang yaitu selama 40-57 hari. Terakhir, HTH sangat panjang terpantau terjadi di NTT selama 38 hingga 60 hari.