REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Tim Nasional Indonesia U-19 gagal lolos ke babak final Piala AFF U-19. Menghadapi Malaysia U-19, Garuda Muda takluk 3-4 lewat adu tendangan penalti.
Saat waktu normal, laga yang berlangsung di Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (12/7) malam WIB ini, berakhir 1-1. Sejak kick-off anak-anak Garuda langsung tancap gas. Laga belum genap semenit, tuan rumah mendapat hadiah penalti.
Berawal dari pelanggaran terhadap Saddil Ramdani di kotak terlarang, wasit langsung menunjuk titik putih. Egy Maulana Vikri yang menjadi algojo menunaikan tugas dengan baik.
Belum 2 menit gawang Malaysia sudah bergetar lewat tendagan pinalti selamat datang oleh Egy Maulana Vikri#Timnas #AFFU19MASIDN pic.twitter.com/Cca0dnrFll
— Indosiar (@IndosiarID) July 12, 2018
Tersengat situasi terebut, Malaysia merespons. Pada menit ke-15 Pasukan Harimau Malaya Junior menyamakan kedudukan.
Berawal dari skema sepak pojok, Sundulan Syaiful Alias merobek jala Muhammad Riyandi. Indonesia mencoba menaikkan tempo permainan.
Tusukan Egy dan Saddil beberapa kali merepotkan lini belakang Malaysia. Namun hingga babak pertama berakhir, skor imbang 1-1 tidak berubah.
Usai jeda permainan ketat diperagakan kedua kubu. Pasukan Garuda Muda lebih rajin melakukan kombinasi di sepertiga pertahanan Harimau Malaya.
Hingga menit ke-70, angka di papan skor belum berubah. Tiga menit berselang, upaya penetrasi Saddil menembus lini belakang tim tamu. Umpan matang pemain bernomor punggung 15 itu gagal dimanfaatkan Egy dengan baik.
Pada menit ke-88, Egy ditarik keluar digantikan oleh Hanis Sagara Putra, setelah menderita cedera. Ia terlihat menangis saat dipapah sang kapten, Nurhidayat Haji Harus keluar lapangan.
Egy menangis saat ditarik keluar lapangan akibat cederanya. #AFFU19 #AFFU19MASIDN #AFFU19Indosiar #TimnasDay pic.twitter.com/vYWwKPdTgN
— Indosiar (@IndosiarID) July 12, 2018
Hingga waktu normal berakhir, skor tetap 1-1. Pertandingan berlanjut ke adu penalti. Pada fase ini, Garuda Muda kalah 2-3.
Luthfi Kamal Baharsyah, Todd Rivaldo Ferre, menunaikan tugas dengan baik. Sementara, Witan Sulaiman, Firza Andika, dan Hanis Saghara Putra, gagal. Tiga penendang Malaysia sukses memperdaya kiper Riyandi.
Egy terkesan dipaksakan
Pada laga semifinal kontra Malaysia, Egy memang terkesan dipaksakan oleh Indra Sjafri masuk ke dalam starting XI. Padahal, pemain Lechia Gdansk itu sehari sebelumnya baru tiba di Sidoarjo dari Polandia.
Setelah melalui sekitar 20 jam perjalanan udara, Egy tiba di Sidoarjo pada Selasa (10/7) malam. Pada Rabu, (11/7) Egy langsung bergabung pada latihan resmi timnas U-19.
Sepanjang laga melawan Malaysia, Egy memang terlihat 'mati-matian' dan sering bermain lebih dalam dengan menjemput bola dan menggirinya ke pertahanan lawan. Namun, semangatnya akhirnya harus ditumbangkan oleh keterbatasan fisiknya yang mengalami cedera saat laga tinggal tersisa 10 menit.
👏🏻👏🏻👏🏻 https://t.co/ghF89TtoCl
— Lechia Gdańsk SA (@LechiaGdanskSA) July 12, 2018
Tangis Egy dan kegagalan timnas U-19 sudah seharusnya menjadi bahan evaluasi tim ofisial dan PSSI. Egy memang harus diakui adalah bintang masa depan timnas Indonesia. Namun, skuat Garuda Nusantara tidak boleh bergantung pada satu pemain saja.
Sebagai pelatih, Indra Sjafri seharusnya tetap mempertahankan starting XI yang telah bermain gemilang pada babak penyisihan dan hanya kalah tipis 1-2 dari Thailand. Egy yang baru bergabung dengan tim, ada baiknya disimpan sebagai senjata rahasia kala tim menemui kebuntuan.
Namun, sejak akhir Juni, Indra Sjafri selalu menegaskan, timnya membutuhkan tenaga Egy. Indra bahkan siap mencoret satu nama pemain yang didaftarkan ke AFF U-19 asalkan Egy bisa pulang dari Polandia.
"Egy tetap kami daftarkan, dan hal ini akan membuat satu pemain dari daftar sementara susunan pemain yang akan dicoret. Siapa pemain yang akan dicoret, hal ini masih belum ditentukan oleh tim, sekalipun keputusan ada pada saya," ujar Indra Sjafri, dikutip Antara, Sabtu (30/6).
Indra sebelumnya mengaku sempat ditanya oleh Egy apakah Timnas U-19 membutuhkan kehadiran pemain Lechia Gdansk tersebut. "Dia bertanya ke saya, apakah saya (Egy) dibutuhkan atau tidak? Saya menjawab membutuhkan dia," ucap Indra.
PSSI kembali menunjuk Indra Sjafri sebagai Timnas U-19 pada akhir April lalu setelah pada akhir 2017 memecat pelatih yang berhasil membawa Evan Dimas dkk menjuarai Piala AFF pada 2013.
Pada awal 2017 lalu, setelah normalisasi federasi dan pembentukan kepengurusan baru pascapembekuan, PSSI mempercayakan Garuda U-19 kembali kepada Indra Sjafri. Namun Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi, pada November lalu menganggap Indra Sjafri layak dipecat.
Alasan Edy ketika itu, lantaran Indra Sjafri gagal memastikan target juara Piala AFF U-19 2017 di Myanmar. Pada gelaran itu, Indra Sjafri memang cuma mampu membawa Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan sebagai peringkat ketiga. Selain itu, Indra Sjafri juga dinilai gagal setelah Garuda U-19 gagal melewati kualifikasi Piala Asia U-19 2019 di Korea Selatan (Korsel) pada November 2018.
Pada gelaran terakhir itu, Indra Sjafri cuma mampu membawa Indonesia U-19 ke posisi ketiga Grup F dengan cuma menang dua kali dari empat pertandingan. Kalah dari Malaysia, dan kandas dari tuan rumah Korsel. Beruntung, Timnas U-19 tetap berhak melaju ke putaran final Piala Asia U-19 2019 yang akan digelar Oktober mendatang lantaran Indonesia sebagai tuan rumah.