Kamis 12 Jul 2018 09:36 WIB

Anak Orangutan Sumatera Ditemukan Mati di Bukit Lawang

Tidak ditemukan tanda bekas perburuan atau penyakit pada jasad satwa langka tersebut.

Rep: Issha Haruma/ Red: Esthi Maharani
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) jantan bernama Kuta yang berusia 35 tahun berada di atas pohon usai pelepasliaran di Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (2/2).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) jantan bernama Kuta yang berusia 35 tahun berada di atas pohon usai pelepasliaran di Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Satu individu anak orangutan Sumatera (Pongo Abelii) ditemukan mati di Bukit Lawang, Langkat, Sumut. Tidak ditemukan tanda bekas perburuan atau penyakit pada jasad satwa langka tersebut.

Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Adhi Nurul Hadi mengatakan, jasad anak orangutan itu ditemukan seorang pemandu, Sabtu (30/6) lalu. Saat itu, jasadnya diseret induknya.

"Saat ketemu, jasad orangutan ini dibawa induknya yang bernama Jeki," kata Adhi, Rabu (11/7).

Adhi mengatakan, anak orangutan berjenis kelamin jantan itu diperkirakan berusia 3 tahun. Saat mendapat laporan temuan jasad anak orangutan, petugas pun langsung bergerak melakukan evakuasi bersama mitra. Akhirnya, keesokan harinya atau pada Ahad (1/7) sekitar pukul 17.00 WIB, jasad orangutan itu bisa diambil dari induknya tanpa proses pembiusan.

"Kemudian segera dibawa ke kantor seksi. Di sana terlebih dahulu dilakukan nekropsi yang dikoordinir oleh dokter hewan," ujar Adhi.

Adhi mengatakan, pihaknya tidak mengetahui persis waktu kematian satwa yang dilindungi itu. Hal ini dikarenakan pada saat ditemukan, anak orangutan tersebut sudah dalam keadaan mati.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha TNGL, Joko Iswanto mengatakan, tidak ditemukan adanya luka tembak akibat perburuan atau pun penyakit di tubuh jasad anak orangutan itu. Namun, pihaknya menemukan lebam di sejumlah titik pada bagian tubuh hewan itu.

"Jadi, bisa dikatakan itu murni kecelakaan karena secara alami anak orangutan itu masih dipeluk terus oleh induknya. Sementara, di sana populasinya juga ada orangutan jantan yang lagi birahi. Mungkin dalam berhubungan sedikit menyakiti si anak sehingga menyebabkan cedera di tubun jasad orangutan. Itu yang ditemukan oleh tim dokter hewan kami," kata Joko.

Saat ini, jasad anak orangutan malang itu telah dikubur di sekitar Kantor Seksi BBTNGL Bukit Lawang. Penyebab pasti kematian anak orangutan itu masih misterius karena jasad dan organnya sudah membusuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement