REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah menaikkan tunjangan kinerja Polri hingga 70 persen dalam rangkaian acara tasyakuran Hari Ulang Tahun Bhayangkara di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7). Menurutnya tunjangan tersebut sangat berarti dalam meningkatkan kinerja polisi.
"Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih atas kebijakan Bapak Presiden RI yang telah meningkatkan ruang fiskal anggaran Polri, khususnya peningkatan tunjangan kinerja personel Polri menjadi 70 persen bersama-sama dengan TNI mulai Juli 2018 ini," ujar Tito dalam sambutannya.
Tito menuturkan, tunjangan tersebut sangat berarti bagi personel Polri di akar rumput. Misalnya, jajaran kepolisian yang bertugas di perbatasan, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Menurut Tito, dengan adanya tunjangan tersebut, personel-personel di akar rumput dapat lebih semangat dalam bekerja.
Di kesempatan yang sama, Tito mengklaim, berbagai upaya perbaikan telah dilaksanakan oleh Polri melalui Program Promoter yang telah memberikan dampak positif yang signifikan. Sebagai tindak lanjut dari program reformasi internal yang telah dilaksanakan sebelumnya, menurut Tito Program Promoter dibangun guna meraih kepercayaan publik.
"Program Promoter difokuskan pada 3 (tiga) kebijakan utama yang sederhana, yaitu Peningkatan Kinerja, Perbaikan Kultur, dan Manajemen Media," ujarnya.
Tito menjelaskan, meningkatan Kinerja diwujudkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum, dan pemeliharaan stabilitas kamtibmas secara optimal. Perbaikan Kultur diwujudkan dengan menekan budaya koruptif, menghilangkan arogansi kekuasaan, dan menekan kekerasan eksesif. Sedangkan Manajemen Media dilaksanakan pada media konvensional dan media sosial dengan mengangkat prestasi - prestasi Polri dan menetralisir berita negatif, termasuk hoaks.
Tito mengklaim, selama dua tahun implementasi Program Promoter telah menunjukkan hasil yang baik. Menurutnya, kepercayaan publik terhadap institusi Polri terus meningkat. Polri yang pada tahun 2016 termasuk dalam tiga institusi paling tidak dipercaya publik, kini berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga, telah berada pada tiga besar lembaga dengan kepercayaan publik terbaik.
"Terlepas dari berbagai capaian prestasi tersebut, kami menyadari masih banyak kelemahan Polri," ucap Tito.
Ke depan, lanjut Tito, Polri berjanji untuk melaksanakan perbaikan agar kepercayaan masyarakat dapat terjaga dan meningkat. Beberapa agenda nasional yang akan menjadi fokus Polri ke depan antara lain pemeliharaan situasi kamtibmas pasca Pilkada 27 Juni, penyelenggaraan Asian Games 2018 di 4 provinsi dan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali, serta tahapan Pilpres dan Pileg 2019. Polri bersama seluruh komponen pemerintah dan masyarakat akan bekerja maksimal untuk menjamin stabilitas keamanan dalam negeri.