REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, calon Wakil Presiden pendamping Jokowi dan Prabowo Subianto merupakan faktor game changer atau pengubah keadaan dalam pilpres 2019. SBY memprediksi keduanya akan mengumumkan soal cawapres di menit-menit akhir.
"Penglihatan saya sebagai veteran, saya kan veteran capres, memang yang mengubah keadaan itu ketika pak Jokowi, pak Prabowo, mengumumkan cawapres. Itu akan menjadi game changer," kata SBY kepada wartawan seusai melakukan pertemuan sosialisasi pengawasan Pemilu dengan Bawaslu RI di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (9/7).
SBY memperkirakan pengumuman cawapres kedua tokoh itu akan dilakukan pada saat-saat terakhir batas waktu pendaftaran Capres-Cawapres oleh KPU RI. "Mungkin 9 sampai 10 Agustus puncaknya. Bisa beliau baru umumkan saat 9 Agustus yang berarti 24 jam kali dua (sebelum pendaftaran ditutup)," kata SBY.
Meskipun demikian, kata SBY, Demokrat akan siap dan akan bisa menetapkan pilihan yang dianggap Demokrat tepat sebelum masa pendaftaran ditutup KPU. "Tapi Demokrat siap, segenting apapun, se-chaos apapun nanti pada tanggal 9 sampai 10 Agustus, Insya Allah Demokrat akan bisa menetapkan pilihan yang kami anggap paling tepat," ujar dia.
SBY juga mengutarakan bahwa sampai saat ini sikap politik Demokrat masih terbuka lebar. Menurut dia, Demokrat masih berpeluang mendukung Jokowi, Prabowo maupun calon lain. Semua opsi tengah dimatangkan Majelis Tinggi Partai Demokrat, dengan turut menjaring aspirasi seluruh kader di daerah, serta masyarakat.
Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan untuk menyerap aspirasi kader daerah, Selasa hari ini, SBY mengundang seluruh pimpinan DPD Demokrat se-Indonesia ke kediamannya. Hinca mengatakan, SBY meminta seluruh pimpinan DPD menggelar rakorda pada 23 Juli 2018 dengan mengundang seluruh DPC untuk menanyakan pandangan serta sikap kader daerah soal capres dan cawapres.
"Poinnya adalah bahwa proses di Demokrat terstruktur sampai bawah," jelas Hinca.