Selasa 10 Jul 2018 18:40 WIB

Jelang Asian Games, Perburuan Sel Teroris Terus Berlangsung

Sekitar 200 ribuan aparat telah disiapkan untuk mengamankan Asian Games 2018.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah wartawan mengambil gambar rumah kontrakan seorang terduga teroris yang ditangkap jajaran Polresta Pekanbaru di Pekanbaru, Riau, Senin (2/7).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah wartawan mengambil gambar rumah kontrakan seorang terduga teroris yang ditangkap jajaran Polresta Pekanbaru di Pekanbaru, Riau, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri masih terus melakukan perburuan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai terduga teroris. Apalagi, gelaran Asian Games 2018 akan berlangsung pada 18 Agustus mendatang.

Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin mengatakan, perburuan terhadap terduga teroris memang berlangsung secara masif. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bergerak untuk melakukan perburuan.

Bukan hanya Densus 88, dia mengatakan, seluruh aparat keamanan yang melibatkan intelejen di Bareskrim Mabes Polri, kepolisian daerah, dan kepolisian resor di seluruh Indonesia. Ia menambahkan, kepolisian juga dibantu oleh TNI dan BIN. "Juga, intelejen lain, semua bergerak," ujarnya di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (10/7).

Terakhir, penangkapan terduga teroris dilakukan oleh kepolisian pada di Sukabumi dan Kemayoran, Senin (9/7). Namun, Syafruddin enggan menjelaskan lebih rinci mengenai penangkapan terkini yang dilakukan oleh kepolisian.

Ia mengaku enggan memberikan keterangan untuk alasan kepentingan operasi. Ia menambahkan kepolisian sedang mengembangkan hasil penangkapan di Sukabumi.

"Masih ada proses, jadi jangan dulu kita buka. Jangan jangan jangan dulu kita buka, jangan, nanti nggak ketangkap," ucap Syafruddin.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal juga irit bicara terkait penangkapan teroris yang dilakukan belakangan ini. Kendati mengakui adanya sejumlah orang yang ditangkap, Iqbal tetap tidak mau menjelaskan secara rinci, siapa, dimana dan apa peran orang yang ditangkap tersebut.

Ia hanya berkata bahwa operasi akan terus dilakukan dalam upaya represif yang bertujuan untuk pencegahan atau preventif. Ia juga beralasan, ekspose terhadap aktivitas pemberantasan terorisme yang berjalan belakangan ini dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja petugas di lapangan.

"Ada beberapa kelompok lama dan baru. Seluruh wilayah republik indonesia ini aman. Adanya upaya paksa kepolisian itu dimaksud pencegahan" kata Iqbal.

Asian Games

photo
Wakapolri yang juga Chef de Mission (CdM) Indonesia Asian Games 2018 Komjen Syafruddin. (Republika/Iman Firmansyah)

Syafruddin menambahkan operasi terkait teroris bukan hanya terkait Asian Games. Untuk keperluan pengamanan Asian Games, pria yang juga merupakan chef de mission Asian Games 2018 ini menuturkan, tim pengamanan sudah siap.

Ia mengatakan sekitar 200 ribuan aparat telah disiapkan untuk mengamankan gelaran pesta olah raga terbesar di Asia tersebut. Ia menjelaskan, personel yang disiapkan juga bukan hanya bertugas mengamankan, tetapi juga suatu pelayanan.

Asian Games dianggap sebagai situasi khusus bagi Indonesia dan harus dimaksimalkan penyelenggaraannya. "Kami lebih berorientasi pada pelayanan dari tamu kita di mancanegara. Karena kontingen yang datang itu bukan misi olahraga tapi juga membawa misi ekonomi, terutama masalah misi Pariwisata dan misi investasi," ucap Syafruddin.

Pascabom gereja Surabaya Mei 2017 dan pengesahan UU Antiterorisme yang baru, Polri gencar menangkap sel-sel terduga teroris di berbagai daerah. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut setidaknya 138 orang ditangkap.

Kejadian terakhir pada Senin (9/7), seorang terduga teroris berinisial Y ditangkap di Kemayoran, Jakarta Pusat. Lalu, di Jalan Cimalati, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, seorang terduga teori berinisial MAK (35 tahun) juga ditangkap Densus 88 Antiteror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement