REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) menggelar arak-arakan keliling Kota Surabaya, Selasa (10/7). Arak-arakan yang dimulai dari Korem 084/Bhaskara Jaya, hingga Balai Kota Surabaya tersebut dimaksudkan untuk memamerkan empat penghargaan internasional yang telah diraih wali kota perempuan di Kota Pahlawan tersebut.
Empat penghargaan yang dimaksud diantaranya adalah Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention saat acara World Cities Summit (WCS) 2018 di Marina Bay Sands Expo and Convention Center, Singapura. Kemudian ada juga penghargaan ASEAN Tourism Forum (ATF) di Thailand, Global Green City PBB 2017, serta Learning City UNESCO.
Dalam sambutannya, Risma menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama membangun Kota Surabaya. Hingga akhirnya Kota Surabaya bisa mendapatkan berbagai penghargaan tersebut.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkeliling Kota Pahlawan memamerkan penghargaan internasional yang diperolehnya, Selasa (10/7).
Terutama penghargaan Lee Kuan Yew karena perjalanan untuk mendapatkan penghargaan tersebut diakuinya tidaklah mudah. Bahkan ketika mengikuti perlombaan yang dimaksud untuk ketiga kalinya ini, Risma mengaku sudah sempat pesimistis
“Jadi, waktu akan mengikuti ini untuk yang ketiga kalinya, ah mungkin tidak dapat lagi, karena sudah dua kali mengikuti penghargaan ini belum berhasil. Alhamdulillah mengikuti yang ketiga ini kita bisa berhasil mendapatkan special mention,” kata Risma.
Risma menyatakan, dirinya sengaja mengarak beberapa penghargaan yang diraihnya, supaya masyarakat Surabaya tahu, Kota Pahlawan telah mendunia. Itu dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan tingkat internasional.
Risma mengatakan, meskipun sudah mendapatkan berbagai penghargaan, namun perjuangan Kota Surabaya masih belum selesai. Bahkan, perempuan kelahiran Kediri ini juga berharap seperti Kota Medellin yang beberapa tahun lalu meraih special mention, dan terus berkembang hingga akhirnya bisa menjadi juara umum.
Risma menjelaskan, pembangunan Kota Surabaya ini tujuan utamanya bukan untuk penghargaan, melainkan kesejahteraan bagi warganya. Namun begitu, kesejahteraan kota itu perlu ada parameternya agar bisa diukur, sehingga dengan penghargaan ini capaian utama itu bisa terlihat.
“Saya juga baru tahu kalau tim juri dari penghargaan Lee Kuan Yew ini ada 26 orang, dan yang datang ke Surabaya hanya 7 orang. Jadi, kalau Surabaya lolos, itu memang karena Surabaya ini dinilai lebih dibanding kota-kota lainnya,” ujar Risma.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkeliling Kota Pahlawan memamerkan penghargaan internasional yang diperolehnya, Selasa (10/7).
Selain itu, Risma juga menegaskan keberadaan Kota Surabaya yang dirasanya sudah sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Buktinya, yang mendapatkan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention adalah Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia) dan Tokyo (Jepang).
“Terus terang, saya tidak tahu bahwa pesaing penghargaan ini adalah kota-kota nomor satu tingkat dunia. Bahkan, semua yang mendapatkan penghargaan itu adalah ibu kota negara, kecuali Surabaya," kata Risma.
Risma pun mengajak masyarakat Surabaya untuk berbangga. Karena meskipun Surabaya bukan ibu kota negara, tapi mampu bersaing dengan ibu kota-ibu kota megara lainnya, seperti Tokyo yang merupakan ibu kota Jepang, Hamburg kota tertua di Eropa, dan Kazan kota kaya yang saat ini menjadi tuan rumah piala dunia sepakbola.
Arak-arakan itu diikuti Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem Bhaskara Jaya/084 Kolonel (inf) Kolonel Kav M Zulkifli, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji dan beberapa pejabat lainnya.