Senin 09 Jul 2018 22:05 WIB

BMKG: Udara Dingin dari Australia Sampai ke Indonesia

Angin kencang dan hujan melanda wilayah Aceh.

Red: Nur Aini
Cuaca angin kencang. (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Cuaca angin kencang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH BESAR -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan aliran udara dingin dari Benua Australia ditandai dengan angin kencang dan terkadang disertai hujan sedang hingga lebat sampai wilayah Aceh.

"Udara dingin dan kering berupa angin monsun Australia melanda sejumlah daerah di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin (9/7).

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini kepada sejumlah wilayah di provinsi paling barat Indonesia itu, seperti Siemelue, Sabang, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Selatan, Subulussalam, dan sekitarnya terkait dengan perkembangan cuaca tersebut. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang itu, berpotensi meluas ke Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Pidie, Pidie Jaya, dan sekitarnya. Hujan diperkirakan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Sejumlah wilayah di Aceh, kata dia, sekarang ini sedang menuju puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2018. Hal itu tidak mengurangi kewaspadaan semua pihak dalam mewaspadai kebakaran hutan dan lahan, terutama gambut kering. "Imbas aktifnya angin monsun Australia bagi Aceh, cuma beberapa hari saja. Meski  suhu terasa lebih dingin, tapi tak mengurangi kewaspadaan kita akan kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Ia menjelaskan tekanan udara relatif tinggi menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia. Secara umum terjadi penurunan suhu yang makin besar pada malam hari, khususnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.  "Sedangkan di Aceh, dinginnya suhu udara malam hari di musim kemarau ini, lebih disebabkan panas bumi yang dilepaskan malam hari tidak terpantul lagi ke bumi," kata Zakaria.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh T. Ahmad Dadek mengatakan angin kencang yang disertai hujan deras melanda Kota Banda Aceh pada Senin (9/7) sekitar pukul 13.30 WIB telah mengakibatkan satu unit payung di halaman Masjid Raya Baiturraham rusak. "Satu unit payung tersebut robek di bagian samping akibat angin kencang yang disertai hujan lebat yang melanda Kota Banda Aceh," katanya. Ia menjelaskan Tim Pusdalops PB BPBA Provinsi Aceh terus melakukan pemantauan dan monitoring di 23 kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia itu

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement