Senin 09 Jul 2018 19:04 WIB

Kekurangan Air Bersih Mulai Terjadi di NTB

Air di bendungan menyusut setengahnya.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ani Nursalikah
BPBD Lombok Barat mulai memberikan bantuan air bersih di Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB, Senin (9/7).
Foto: dok. BPBD NTB
BPBD Lombok Barat mulai memberikan bantuan air bersih di Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sembilan dari 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) terdampak kekeringan akibat musim kemarau. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum mengatakan, berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa lokasi ketersediaan air sungai khususnya di Pulau Lombok berkisar 20-25 persen dari kondisi normal.

"Embung di beberapa lokasi telah terjadi penyusutan hingga yang tersisa hanya sebatas lumpur. Bendungan juga demikian, debit airnya sudah terjadi penyusutan sebesar 50 persen," ujar Rum di Mataram, NTB, Senin (9/7).

 

Rum menyampaikan, hasil pengamatan BPBD NTB, petani tembakau harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air yang digunakan menyiram benih tembakau sebesar Rp 300 ribu per 5.000 liter.

 

"Saat ini juga bagian selatan Pulau Lombok sudah mulai dirasakan kekurangan air bersih, masyarakat di seputaran wilayah Bile Lando membeli air bersih dengan harga Rp 75 ribu per tandon kapasitas 1.100 liter melalui pedagang air yang keliling menggunakan kendaraan bak terbuka," kata dia. 

 

Rum melanjutkan, potensi kekeringan di NTB diperkirakan BMKG akan berlangsung sampai Oktober 2018. Ia menilai, tidak menutup kemungkinan akan terjadi peningkatan luas area dan penduduk terdampak pada Agustus hingga Oktober.

 

BPBD NTB sedang menyusun rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk penanganan ketersediaan kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah kabupaten/kota. Sebagai perbandingan, Rum menjelaskan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan bantuan sebesar Rp 8,2 miliar yang terdiri atas distribusi 35 juta liter air bersih, pengadaan 100 unit sumur gali, dan 10 unit sumur bor di sembilan kabupaten/kota di NTB saat penanganan bencana kekeringan tahun lalu. 

 

"Dalam waktu dekat kami akan menggelar rapat koordinasi di tingkat lrovinsi untuk memecahkan persoalan air bersih sekaligus menghimpun segala permasalahan terkait bencana kekeringan untuk mencari solusinya, baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Rum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement