REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria mengatakan, pemasangan calon presiden-calon wakil presiden dengan konsep Prabowo-AHY sampai saat ini masih menjadi sebuah alternatif pilihan pasangan. Menurutnya, masih banyak alternatif-alternatif pasangan lain yang akan dipasangkan dan masih dalam tahap penjajakan.
“Iya, dong. Semua kan harus ada alternatif satu, dua, tiga, empat, kan begitu. Karena setiap partai itu kan masing-masing ingin kadernya yang tampil. Ya, kita hormati dan hargai keinginan setiap partai,” kata Riza menjelaskan saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/7).
Banyak nama kader dari masing-masing partai yang akan berkoalisi dengan Partai Gerindra yang diajukan dan akan dipasangkan oleh usungan dari Partai Gerindra sendiri, yakni Prabowo Subianto. Nama-nama kader itu, kata dia, memang dinilai sama-sama ingin berkontribusi untuk membangun RI.
Baca juga: Gerindra: PKS dan PAN Setuju Anies Jadi Cawapres Prabowo
Politikus Partai Gerindra itu menyebut, pihaknya bersama dengan masing-masing partai tengah duduk bersama untuk membahas mengenai alternatif-alternatif pasangan calon tersebut. Dia menyebut, saat ini pun pemasangan-pemasangan itu tengah mengerucut, walaupun masih akan banyak pemikiran-pemikiran yang muncul dari masing-masing partai.
“Kalau semua calon kan sudah pada tahu semua bahwa setiap partai yang akan berkoalisi punya nama. Seperti PAN kan punya Zulkifli Hasan, di PKS kan ada sembilan nama yang kemudian mengerucut menjadi Ustaz Al Jufri (Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri) dan Aher (mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan). Ada juga dari Demokrat, AHY. Yang di luar ada nama Anies. Jadi, kita semua menghormati lah,” ungkapnya.
Baca juga: Soal Cawapres, Hanura: Terserah Jokowi
Namun, dia menekankan kepada masing-masing partai untuk saling berpikir rasional untuk kepentingan bangsa. Sebab, nantinya akan ada satu pasang calon yang akan diusung oleh koalisi partai-partai penanding pejawat tersebut.
“Juga, tentu harus bersama-sama saling berpikir yang rasional untuk kepentingan bangsa. Harus mengedepankan kepentingan bangsa dan kepentingan rakyat. Semua harus legowo siapa pun nanti yang terbaik, itulah yang kita dukung bersama-sama,” ujarnya menjelaskan.
Partai Demokrat mewacanakan perjodohan antara Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Wacana ini muncul usai Waketum Demokrat, Syarif Hasan, bertemu dengan Prabowo Subianto untuk membicarakan arah politik Pilpres 2019 mendatang.
Baca juga: Gerindra: Jika Dibutuhkan Anies Bisa Dampingi Prabowo
Sebelumnya, Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Alynudin menyatakan, partai koalisi menyetujui jika Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019, bukan sebagai calon wakil presiden. Suhud mengatakan, perlu figur baru untuk melawan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pejawat.
"Wacana Anies Baswedan sebagai cawapres Prabowo Subianto sangat kecil kemungkinan terealisasi, partai koalisi lebih setuju untuk mengusung Anies sebagai capres, bukan cawapres. Pengorbanan umat dan rakyat Jakarta terlalu besar jika Anies hanya cawapres," ujar Suhud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (8/7).
Suhud mengatakan bahwa PKS sendiri telah mengusulkan pasangan Anies-Ahmad Heryawan sebagai opsi yang sangat menjanjikan sebagai pasangan untuk melawan pejawat. "Anies-Aher pasangan yang sangat ideal. Keduanya muda, kepala daerah berprestasi, kompeten, pintar, dan religius," ujarnya.
Baca juga: Anies Disebut Berpeluang Jadi Capres, Ini Kata Moeldoko