Ahad 08 Jul 2018 03:01 WIB

Pengamat: Peluang TGB Jadi Cawapres Jokowi Kecil'

Pengamat Lingkar Madani menilai dukungan terhadap TGB masih di level lokal

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) berkeliling kawasan di sela-sela peresmian operasional KEK Mandalika, di Desa Kuta, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) berkeliling kawasan di sela-sela peresmian operasional KEK Mandalika, di Desa Kuta, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi berpeluang kecil menjadi cawapres Joko Widodo. Menurut Ray, saat ini kekuatan dukungan TGB hanya sebatas lokal dan belum nasional.

"Kalau TGB jadi cawapres, tidak terlalu menguntungkan bagi Jokowi. Karena pendukungnya TGB masih sangat lokal jadi enggak terlalu banyak membantu suara bagi Pak Jokowi, atau membantunya untuk menghindari isu SARA," kata Ray pada Republika.co.id, Jumat (7/7).

Baca: Sosok TGB Bisa Dinginkan Situasi Politik di Indonesia

Ray menilai dukungan suara untuk TGB secara nasional cukup sulit. Saat ini saja, tidak sedikit masyarakat yang kemudian berpaling dari TGB ketika mengetahui ia mendukung Jokowi sebagai presiden dua periode.

Ia menduga, langkah TGB mendekati Jokowi bukan untuk menjadi cawapres. Akan tetapi, untuk saat ini TGB butuh satu tangga lagi untuk menjadi tokoh nasional. Hal inilah yang kemudian membuat TGB merapat ke kubu Jokowi.

Beberapa pihak memang menyatakan rasa kecewanya. Salah satunya adalah PA 212. Melalui juru bicara Novel Bamukmin, PA 212 mengungkapkan bisa saja mencoret nama TGB dari daftar rekomendasi capres.

"Dari situ jelas mereka nggak mendukung TGB lagi. Kalau TGB jadi cawapres, nggak terlalu membantu bagi Jokowi," kata Ray menegaskan.

Sebelumnya, TGB menyatakan dukungannya terhadap Jokowi. Hal ini menjadi pembicaraan banyak pihak, pasalnya selama ini sosok TGB selalu didukung oleh pihak yang menentang petahana tersebut.

Meskipun demikian, TGB menyampaikan, pernyataan tersebut dilandaskan berdasarkan sejumlah pertimbangan. "Semata karena pertimbangan maslahat bangsa, umat, dan akal sehat agar pembangunan yang tengah berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal sesuai hajat masyarakat," ujar TGB, Kamis (5/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement