Kamis 05 Jul 2018 20:30 WIB

Presiden Bank Dunia: Bali Tetap Gelar Pertemuan Tahunan

Erupsi Gunung Agung hingga hari ini masih fluktuatif.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim bertolak ke Bali untuk meninjau kesiapan rencana pelaksanaan Pertemuan Tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) di Bali. Beliau didampingi sejumlah perwakilan Bank Dunia dan menteri Kabinet Kerja.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim bertolak ke Bali untuk meninjau kesiapan rencana pelaksanaan Pertemuan Tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) di Bali. Beliau didampingi sejumlah perwakilan Bank Dunia dan menteri Kabinet Kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim bertolak ke Bali untuk meninjau langsung persiapan rencana pelaksanaan Pertemuan Tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 Oktober mendatang. Beliau optimistis hajatan dua lembaga besar dunia itu berjalan lancar, meski diselingi erupsi Gunung Agung yang masih fluktuatif hingga hari ini.

"Tentunya kita semua tak ada yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi. Namun, saya percaya dan sangat yakin Pak Luhut dan tim akan membantu acara ini terlaksana dengan baik," kata Presiden Kim dijumpai di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Ungasan, Kamis (5/7).

Presiden Bank Dunia ke-12 asal Korea Selatan itu menambahkan Pertemuan Tahunan Bank Dunia - IMF 2018 adalah hal yang cukup rumit. Namun, dia percaya kemampuan dan kapasitas Pemerintah RI.

"Kami merasa hal ini akan sangat menguntungkan kedua belah pihak dan kami percaya itu akan berjalan baik ke depan," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan pihaknya baru saja mengadakan pertemuan dan diskusi dengan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani dan ahli gunung berapi, Profesor Surono secara terpisah. Hasil pertemuan tersebut menyimpulkan peluang terjadinya letusan besar Gunung Agung 1963 sangat kecil.

"Letusan-letusan yang berlangsung saat ini sifatnya skala kecil, sebagaimana letusan yang terjadi pada Merapi, Sinabung, atau Anak Gunung Krakatau. Ini satu hal yang menurut mereka masih lumrah," kata Luhut saat mendampingi kunjungan Presiden Kim.

Dalam skenario terburuk letusan seperti 1963 terjadi, maka hal tersebut hanya menutupi area sejauh 10-12 kilometer (km) yang faktanya sangat jauh dari tempat utama pelaksanaan Pertemuan Tahunan Bank Dunia - IMF di Kawasan Pariwisata Nusa Dua. Lokasi ini berjarak 60 km dari pusat bencana.

Ramalan cuaca selama 10 hari terakhir di Bali oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menunjukkan angin bertiup ke timur sekitar Oktober. Ini berarti meski Gunung Agung erupsi, maka tiupan angin yang membawa material debu vulkanis diperkirakan tidak akan mengganggu ruang udara penerbangan yang berada di barat.

"Kami berdoa, bersama rekan-rekan dan pemuka agama di sini (Bali) semoga acaranya sukses. Ini juga membawa kebaikan bagi masyarakat Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Kami mewaspadai dan memantai dengan cermat mengenai Gunung Agung," kata Luhut.

Hari ini gunung suci umat Hindu Bali itu kembali erupsi sekitar pukul 16.33 WITA. Tinggi kolom abu teramati 2,8 km di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter (mm) dan durasi delapan menit 56 detik. Status Gunung Agung masih di level tiga alias siaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement