Kamis 05 Jul 2018 09:09 WIB

Basarnas: Pantai Parangtritis Bukan Tempat Wisata Mandi

Palung dan jurang laut yang terdapat di Parangtritis membuatnya berbahaya

Objek wisata Pantai Parangtritis, Bantul.
Foto: Yusuf Assidiq.
Objek wisata Pantai Parangtritis, Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas) Daerah Istimewa Yogyakarta Supriono mengatakan Pantai Parangtritis bukan tipikal pantai yang bisa digunakan untuk mandi. Menurut Supriono, banyaknya korban tenggelam di Pantai Parangtritis  selama ini telah membuktikan bahwa pantai itu cukup berbahaya untuk mandi.

"Karakter laut selatan ini memang tidak untuk mandi bagi wisatawan tetapi sekadar untuk dinikmati saja keindahannya," kata Supriono di Yogyakarta, Kamis (5/7).

Selain disebabkan gelombang yang cukup tinggi, menurut Supriono, di pantai tersebut juga terdapat palung atau jurang laut yang berbahaya. Menurut dia, dua wisatawan yang tenggelam saat bermain air di Parangtritis pada Minggu (1/7) juga akibat terseret ombak hingga ke dasar palung.

"Pada saat itu posisi pergerakan air sedang surut, otomatis pengunjung ini lebih leluasa maju ke depan tapi langsung kena palung," kata Supriono.

Mengenai titik bahaya di pantai tersebut, menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah menandai dengan memasang papan peringatan. Namun demikian, menurut dia, akibat asyik bermain air wisatawan kerap tidak menggubris papan peringatan itu.

"Tetapi kami tidak bisa melarang secara mutlak karena wisatawan yang datang dari luar Yogyakarta ingin menikmati keindahan maupun minimal bermain airnya," kata dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sebelumnya juga telah mengeluarkan imbauan bagi wisatawan untuk mewaspadai tinggi gelombang di laut selatan Yogyakarta. Berdasarkan laman resmi BMKG Yogyakarta tinggi gelombang laut  di pesisir selatan pada Kamis (5/7) diperkirakan masih mencapai 2,5 -3 meter.

"Waspadai Gelombang tinggi 2,5 - 3,0 meter di pesisir selatan Yogyakarta," tulis BMKG Yogyakarta melalui laman resminya, Kamis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement