REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebutkan dua titik panas terdeteksi oleh satelit muncul di wilayah Aceh. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar mengatakan, titik panas ini terpantau satelit di sore hari setelah pagi hari diyatakan nihil.
"Dua titik panas ini terkonsentrasi di satu kecamatan, yakni Darul Makmur di Kabupaten Nagan Raya, Aceh," katanya menjelaskan Rabu (4/7).
Ia menerangkan, kedua titik panas tersebut memiliki persentase tingkat kepercayaan yang berbeda, tapi patut di duga sebagai titik api di kecamatan ini.
Terdapat satu titik tingkat kepercayaan atas kebakaran hutan dan lahan menunjukkan 75 persen berada di titik kordinat 96,59 Bujur Timur dan 3,78 Lintang Utara. Sedangkan satu titik lagi memiliki tingkat kepercayaan lebih besar dengan persentase 79 persen di titik kordinat 96,58 Bujur Timur dan 3,78 Lintang Utara.
"Kedua titik kordinat ini, berbeda dengan beberapa hari lalu di Nagan Raya. Namun dari persentase dua titik panas ini, patut dicurigai titik api," tegas Zakaria lagi.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengungkapkan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama di areal gambut di daerah pesisir barat selatan Aceh di bulan Juni tahun ini telah mencapai 78 hektare.
Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek, mengatakan, karhutla terakhir terjadi di lahan dan kebun kelapa sawit milik masyarakat setempat di Gampong (desa) Lawa Batu, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya.
"Memang korban terdampak, nihil. Tapi korban material berupa 10 hektare lahan sawit yang menjadi dampak, sehingga total sudah 78 hektare karhutla di Aceh hingga kini," jelas dia.