Senin 02 Jul 2018 17:07 WIB

Tujuh Desa di Banyumas Mulai Kesulitan Air

Ketujuh desa yang sudah meminta droping air tersebar di beberapa wilayah

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sebanyak tujuh desa di wilayah Kabupaten Banyumas, sudah mulai kesulitan air bersih. Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banyumas Catur Hari Susilo, menyebutkan adanya kesulitan warga untuk mendapatkan air bersih ini, ditandai dengan adanya permintaan dari pemerintah desa, agar mendapat pasokan air bersih.

''Hingga hari ini, sudah ada tujuh desa yang mengajukan permintaan untuk mendapat pasokan air bersih dari BPBD. Ini berarti, warga di desa itu sudah ada yang mengalami kesulitan mendapat air bersih,'' katanya, Senin (2/7).

Dia menyebutkan,  ketujuh desa yang sudah meminta droping air, tersebar di beberapa wilayah kecamatan yang memang selalu mengalami kesulitaan air bersih pada musim kemarau. ''Sebenarnya, tidak semua warga desa yang meminta air bersih, mengalami kesulitan air bersih. Tapi di wilayah-wilayah dusun tertentu saja,'' katanya.

Menanggapi permintaan ini, dia mengaku armada truk tangki air yang ada sudah mulai melakukan droping air. Menurutnya, kegiatan droping air ini sudha berlangsung sejak tiga hari terakhir.

''Kami saat ini memiliki 3 unit truk tangki air yang bisa dimanfaatkan untuk mengirim air. Kapasitas air per truk, sekitar 5.000 liter,'' jelasnya.

Sedangkan sumber air yang dimanfaatkan untuk diambil airnya, menurut Catur,  ada tujuh titik. Antara lain mata air di Pancasan Kecamatan Ajibarang, mata air di Banjarpanepen, dan juga sumber air dari instalasi pengolahan air PDAM.

Dia menyatakan, dengan permintaan droping air yang belum terlalu banyak, BPBD masih bisa memenuhi permintaan tersebut. Namun jika kemarau berlangsung agak lama dan desa yang meminta droping air semakin banyak,  pihaknya akan meminta bantuan PMI dan PDAM untuk ikut melakukan droping air bersih. 

''Sesuai prakiraan cuaca dari BMKG, kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2018. Dengan prakiraaan ini, kemungkinan akan makin banyak warga yang membutuhkan bantuan pasokan air,'' jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement