Senin 02 Jul 2018 13:49 WIB

Kekeringan Ekstrem Meluas di NTT

Tujuh kabupaten mengalami kekeringan ekstrem.

Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kupang mencatat kekeringan ekstrem semakin meluas hingga akhir Juni 2018 di Nusa Tenggara Timur (NTT). "Awalnya hanya ada empat kabupaten, kini meluas jadi tujuh kabupaten yang mengalami kekeringan ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolonarius Geru, Senin (2/7).

Hal ini disampaikan ketika dikonfirmasi soal hasil pemantauan, yaitu hari tanpa hujan berturut-turut dalam dasarian 2 Juni 2018. Ia menambahkan empat kabupaten yang teridentifikasi mengalami kemarau ekstrem, yakni Kabupaten Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao dan kabupaten Nagekeo.

Namun saat ini sudah ada tujuh kabupaten yakni, Kabupaten Belu, Kupang, Kupang, Ende, Sikka, Sumba Barat, serta Manggarai Timur. Namun, walaupun terhintung ada di sejumlah kabupaten itu, tetapi hanya ada di beberapa daerah dalam kabupaten yang disebutkan itu, seperti di Sumba Timur yakni di Kawanggu, Waingapu, Melolo dan beberapa daerah lainya.

"Ada juga di Kabupaten Manggarai Timur yakni di Lembaleda," tambahnya.

Pada dasarnya hujan masih sering terjadi di beberapa daerah seperti Manggarai, namun intensitas jumlah hujannya hanya berkisar dari 0 hingga 50 milimeter. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Tadeus mengatakan hingga saat ini data kawasan yang mengalami kekeringan esktrem didapatkan dari BMKG.

"Sejauh ini data kami dapatkan dari BMKG. Kalaupun dari BMKG berbicara saat ini jumlahnya sudah meluas, kami berharap daerah-daerah itu segera mengirimkan proposalnya untuk pencarian anggaran karena memang saat ini selalu ada anggaran yang sudah disiapkan," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement