Senin 02 Jul 2018 00:20 WIB

Dua Hari, Dua Pemuda Bunuh Diri di Banyumas

Kedua korban berjenis kelamin laki-laki berusia 26 tahun dan 25 tahun.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Bunuh Diri
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Bunuh Diri

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kasus bunuh diri di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih terjadi. Bahkan hanya dalam dua hari, dua orang pemuda ditemukan telah tergantung dalam kondisi meninggal dunia. 

Kasus bunuh diri pertama terjadi di Kelurahan Sokanegara, Purwokerto Timur, Jumat (29/6). Sedangkan kasus bunuh diri kedua terjadi di Karangbawang Kecamatan Ajibarang, Sabtu (30/6).

Dalam kejadian pertama, keputusan melakukan bunuh diri dilakukan Eko Nugroho (26 tahun), warga Perumahan Tanjung Elok, Purwokerto Selatan. Korban ditemukan dalam kondisi terjerat tali di bagian leher, oleh seorang warga yang baru pulang shalat Jumat. 

Tali yang dijeratkan pada lehernya, dikaitkan dengan kayu atap bagian belakang rumah pamannya. Hernowo (51), saksi yang menemukan jasad korban, mengaku korban memang sudah berada di rumah pamannya sejak beberapa hari sebelumnya. 

“Bahkan pada Jumat pagi, juga ada warga yang melihat korban sedang meminum kopi,” kata dia, Sabtu.

Menemukan jasad Eko yang terlihat sudah dalam kondisi diam, Hernowo langsung melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib yang kemudian menurunkan korban. Hernowo juga menyebutkan, pihak keluarga korban sebelumnya memang mengaku sejak beberapa hari terakhir korban terlihat murung. 

Informasinya, korban baru putus cinta dengan gadis pujaannya. “Saya tidak tahu pasti apa penyebab korban sampai bunuh diri, tetapi korban memang kabarnya baru putus cinta,” kata dia.

Pada kasus bunuh diri kedua, dilakukan oleh seorang pria bernama Iskandar (25), warga Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang. Jasad korban ditemukan menggantung diri dengan selang air yang dikaitkan pada batang pohon jambu di samping rumah orang tuanya.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Adi Candra, yang pertama kali menemukan jasad korban dalam kondisi menggantung adalah orang tuanya, Kiram (47) dan Sutarni (40). Mengetahui anaknya sudah dalam kondisi diam menggantung, mereka langsung meminta tolong pada para tetangga.

Dari keterangan tetangga korban, Darsim, Iskandar sebenarnya menikah belum lama. Bahkan saat ini, istrinya juga sedang hamil anak pertama. 

“Kami tidak bisa memastikan kenapa korban sampai nekad gantung diri. Namun dari keterangan Darsim, korban saat ini sedang dalam kondisi menganggur. Mungkin karena masih menganggur sementara isterinya dalam kondisi hamil, korban nekad melakukan gantung diri,” kata Adi Candra, Sabtu.

Dia juga menyebutkan, setelah mendapat laporan kejadian tersebut, berbagai pihak terkait telah melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban. Dari pemeriksaan petugas medis disimpulkan, penyebab kematian korban karena saluran nafas korban tersumbat akibat gantung diri. 

“Tidak ditemukan adanya bekas tindakan kekerasan di tubuh korban,” katanya. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement