REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jenazah karikatur, Gerardus Mayela (GM) Sudarta akan dikremasi di Krematorium Sentra Medika, Cibinong. Abunya kemudian akan disimpan di Museum Sapto Hoedojo, Yogyakarta.
Putri sulung almarhum, Kinara Sudarta saat ditemui di rumah duka Sinar Kasih Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/7), mengatakan penyimpanan abu di Museum Sapto Hoedojo atas permintaan almarhum sendiri. "Romo (bapak-red) sempat sampaikan minta abunya disimpan di Museum Sapto Hoedojo, karena banyak teman-temannya di situ," katanya.
GM Sudarta menghembuskan napas terakhirnya, Sabtu (30/6), di kediamannya di Megamendung, Cisarua, Kabupaten Bogor. Jenazah disemayamkan di rumah duka Sinar Kasih.
Kinara menyebutkan, jenazah almarhum akan dikremasi, Senin (2/7), di Krematorium Sentra Medika, Cibinong, Kabupaten Bogor. Sebelum dikremasikan, dilaksanakan ibadah Sabda, dan Misa Requem yang dipimpin Romo Suharsono, Paroki Megamendung, sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum.
Ibadah misa dan sabda dihadiri keluarga, kerabat, sahabat karib, rekan kerja, serta jemaat Paroki Megamendung. Menurut Kinara, abu jenazah rencana akan dibawa ke Yogyakarta pada Selasa (3/7) atau sehari setelah kremasi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak museum untuk menyiapkan tempat penyimpanan abu Romo," kata Kinara.
Tampak hadir pada ibadah misa requem Almarhum Pimpinan Redaksi Kompas, Budiman Tanuredjo. "Ini kehilangan besar bagi Kompas. Sampai sekarang belum ada kartunis yang sekaliber Mas GM," kata Budiman dihubungi di Jakarta, Sabtu kemarin.
Budiman mengatakan, GM Sudarta hampir menyertai Kompas sepanjang usia harian tersebut. GM Sudarta bergabung sebagai kartunis dengan harian Kompas sejak 1967. Meskipun sudah pensiun sejak 2005, karya-karya GM Sudarta tetap dimuat oleh Kompas hingga kesehatannya tidak memungkinkannya lagi untuk berkarya.