Ahad 01 Jul 2018 19:00 WIB

Denny Jelaskan Mengapa Pasangan Asyik Melonjak

Lonjakan terjadi karena sejumlah variabel.

Sejumlah relawan pendukung Cagub-Cawagub Jawa Barat pasangan nomor 3 ASYIK (Sudradjat - Ahmad Syaekhu) menggelar kampanye putaran akhir di jalur mudik Sumedang-Bandung di Jatinangor, Sabtu (23/6).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sejumlah relawan pendukung Cagub-Cawagub Jawa Barat pasangan nomor 3 ASYIK (Sudradjat - Ahmad Syaekhu) menggelar kampanye putaran akhir di jalur mudik Sumedang-Bandung di Jatinangor, Sabtu (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menjelaskan autopsi survei terakhir terhadap pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilgub Jabar 2018, yang melonjak drastis. "Lonjakan itu terjadi karena kombinasi beberapa variabel," kata Denny dalam siaran pers, Ahad (1/7).

Pertama, sepekan terakhir sebelum hari pencoblosan, terjadi mobilisasi dukungan yang efektif untuk Asyik di Jabar, termasuk juga pasangan Sudirman-Ida di Jateng. Gerakan terakhir itu tak lagi terpantau oleh survei LSI yang dilakukannya.

"Survei terakhir Denny JA di Jabar dan di Jateng, mengambil data sebelum sepekan terakhir. Tentu survei tak bisa membaca apa yang belum terjadi," kata Denny.

Kedua, mobilisasi Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng berhasil mengambil mayoritas telak pemilih yang masih mengambang. 

Dia mempersilakan untuk mengetik di mesin pencari Google. Untuk kasus Jabar, survei terakhir LSI mencatat suara yang masih mengambang sebesar 39 persen. Itu merupakan gabungan suara yang belum menentukan dan suara yang masih ragu.

Dalam survei itu, dukungan untuk Asyik masih sekitar 8,2 persen. Berdasarkan data quick count, dukungan Asyik pada enam hari kemudian setelah publikasi survei menjadi 28-29 persen. "Ada kenaikan Asyik sebesar 20 persen," kata Denny.

Denny pun menyimpulkan, dalam mobilisasi sepekan terakhir, Asyik berhasil mengambil 20 persen dukungan dari 39 persen suara mengambang. Asyik sendiri, lanjut dia, jitu mempengaruhi lebih dari 50 persen suara memgambang (20 persen dari 39 persen).

Bagaimana dengan Sudirman-Ida di Jateng? Hasil quick count LSI, Sudirman enam hari setelah publikasi mendapat dukungan 41-42 persen. Ada lonjakan sebesar 28-29 persen. Dari mana datangnya dukungan itu?

Denny menyimpulkan, mobilisasi sepekan terakhir dari Sudirman-Ida berhasil membujuk 28-29 persen dari 33 suara pemilih yang masih mengambang. "Gerakan sepekan terakhir ini sangat efektif," katanya.

Mengapa hanya Jabar dan Jateng yang heboh diantara 171 pilkada serentak tahun ini? Jawabnya, karena di wilayah itu pilkada terasa pilpres. Dua kandidat, Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng sangat tegas posisinya. Jika menang mereka mengusung #2019GantiPresiden.

Kebetulan di dua wilayah itu pula, lonjakan dukungan Asyik dan Sudirman-Ida sangat luar biasa pada sepekan terakhir, yang tak lagi terpantau survei. 

Dia mengatakan, pilkada memang sudah selesai. Namun aura pilpres 2019 semakin terasa. "Melihat begitu panasnya perlawan di Jabar dan Jateng atas hasil quick count, juga mungkin atas hasil real count KPU nanti, bersiaplah untuk pertarungan Pilpres 2019 yang akan sengit," kata Denny.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement