Sabtu 30 Jun 2018 03:51 WIB

PAN Ingin Hasil Pilkada Dijadikan Refrensi Pilpres

Politikus PAN menilai hasil pilkada bisa menjadi referensi bagi para capres

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay
Foto: RepublikaTV/Fian Firatmaja
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Daulay menyambut gembira keberhasilan partainya memenangkan banyak calon di pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018. Menurutnya hasil Pilkada 2018 dapat dijadikan referensi bagi para calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres).

"Pastinya hasil pilkada ini bisa dijadikan refrensi untuk capres dan cawapres. Mana partai yang memiliki jaringan yang siap bekerja dan bekerjasama dengan partai-partai lainnya," ungkap Saleh saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (29/6).

Saleh mengklaim dari hitung cepat pemilihan gubernur, dan juga pemilihan kepala daerah di kabupaten/kota mendapatkan kemenangan 58,8 persen. Artinya, kata Saleh, PAN menang di banyak provinsi dan daerah. Menurutnya, hasil ini sebagai bukti apa yang dikerjakan selama ini adalah hasil nyata bahwa jaringan partai yang ada di PAN itu sangat efektif untuk memenangkan pertarungan dalam pilkada ini.

"Mestinya ini bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi dan referensi bagi para kandidat. Jadi kita sekarang akan melakukan diskusi-diskusi dengan calon-calon tersebut untuk merumuskan kira-kira nanti kita ini apakah masuk pada salah satu poros yang ada atau kita membuat poros baru," jelas Saleh.

Lanjut Saleh, kendati demikian pihaknya enggan terburu-buru menentukan arah politik untuk Pilpres 2019, walaupun hasil hitung capat pilkada menunjukkan PAN memuaskan. Pihaknya akan melakukan evaluasi dan diskusi-diskusi, sembari menunggu reaksi partai politik lain pasca pilkada. Karena, kata Saleh partai lainnya juga sedang melakukan evaluasi eksternal.

"Memang setelah pilkada ini ada pilpres, cuma jangan salah ini semua parpol sedang disibukkan mengurusi persyaratan percalegan. Semua partai, dan pada saat yang bersamaaan, itu kita berfikir juga bagaimana untuk memikirkan pilpres," jelas Saleh.

Disamping itu hasil pilkada ini membalikkan hasil lembaga-lembaga survei yang memprediksikan PAN bakal tenggelam. Namun kenyataannya tidak demikian, justru para calon yang diusung PAN malah lebih banyak disetujui oleh masyarakat. Tentu saja, kata Saleh, secara psikologis fakta ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para kader menatap pilpres. Selain itu, juga membuktikan bahwa survei internal PAN lebih valid dibanding survei eksternal yang memang banyak digunakan untuk kemenangan tim tertentu atau pasangan tertentu.

"Yakinlah dengan apa yang kita lakukan, maka dari itu kita tetap Percaya diri untuk mengusung calon kita. Untuk pilpres tentu ada diskusi ada dinamika, kan kita ikuti dulu ini masih ada waktu sekitar 38 hari lagi," ujar Saleh.

Selanjutnya, Saleh juga berharap dengan hasil ini, pihaknya lebih mudah dalam melakukan penjajakan komunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi dalam pilpres nanti. Sebab sampai saat ini partainya masih belum menentukan arah koalisi. Sehingga masih banyak kemungkinan yang terjadi, baik tetap menjadi pendukung Joko Widodo, atau bergabung ke oposisi serta membentuk poros baru.

Sebelumnya, Zulkifli Hasan juga tidak memungkiri jika kemenangan di pilkada serentak akan menentukan arah koalisi Pilpres 2019. Tapi tetap bergantung pada kombinasi pasangan capres-cawapres dan partai koalisi. Hanya saja Zulkfili masih belum ingin menyampaikan arah dukungan partai berlambang Matahari Terbit itu.

"Walaupun hasil pilkada ini menjadi faktor penentu, masih ada faktor lainnya yang harus dipenuhi dalam menentukan arah koalisi di pilpres nanti," tutur Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement