Jumat 29 Jun 2018 13:39 WIB

AirNav: 226 Penerbangan Terdampak Penutupan Ngurah Rai

Bandara Ngurah Rai ditutup sementara menyusul aktivitas vulkanis Gunung Agung.

Pekerja menggunakan alat berat melakukan pengerjaan persiapan perluasan apron sisi barat Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/5).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pekerja menggunakan alat berat melakukan pengerjaan persiapan perluasan apron sisi barat Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia mencatat 226 pergerakan pesawat udara (take-off dan landing) dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, terdampak akibat penutupan sementara. Nugrah Rai ditutup menyusul aktivitas vulkanis Gunung Agung.

Penutupan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, dilakukan mulai Jumat pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA. Sebelumnya, AirNav Indonesia menginformasikan kepada seluruh stakeholder penerbangan domestik maupun internasional mengenai penutupan sementara Bandara I Gusti Ngurah Rai melalui NOTAM (Notice to Airmen) nomor A2551/18.

"Total penerbangan yang terdampak sebanyak 226 pergerakan dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, sejak pukul 08.00 WITA sampai dengan 19.00 WITA nanti malam," kata Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Didiet KS Radityo melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (29/6).

Didiet menyebutkan pada Kamis (28/6), total penerbangan yang terdampak sebanyak 30 pergerakan. Sejak Kamis (28/6) malam, AirNav Indonesia telah melakukan contingency plan (penanganan kejadian tak terduga) terkait dengan sebaran abu vulkanis akibat erupsi Gunung Agung.

Rute-rute penerbangan yang terdampak sebaran abu vulkanis antara lain G-578, W-46, M-522, G-464, W-45, M-635, dan W-33 diatur sedemikian rupa hingga dapat menghindari sebaran abu sehingga keselamatan penerbangan tetap terjamin. "Ketujuh rute tersebut adalah rute domestik dan internasional dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai," ungkap Didiet.

Dalam rapat dengan seluruh stakeholder penerbangan yang dilakukan dini hari tadi, keputusan untuk menutup sementara operasional penerbangan disebabkan alasan keselamatan penerbangan. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memaparkan bahwa ketinggian erupsi mencapai 23 ribu kaki bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 15 knot.

Data observasi menunjukkan tidak teramati adanya abu vulkanis di Bandara I Gusti Ngurah Rai (nil VA), begitu pula dengan hasil paper test menunjukkan hasil nil VA. Didiet menyampaikan, data menunjukan bahwa sebaran abu vulkanis telah menutupi koordinat Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Mulai pukul 23.50 WITA kemarin (28/6), data menyatakan bahwa abu vulkanis telah menutupi ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai. "Maka dari itu, jika tidak ada jalur navigasi untuk masuk atau keluar dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, kami menyarankan untuk melakukan penutupan bandara," katanya menerangkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement