Jumat 29 Jun 2018 07:21 WIB

74 Ribu Penumpang Terdampak Penutupan Ngurah Rai

Bandara ditutup akibat aktivitas seismik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Teguh Firmansyah
Penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sebanyak 74.928 penumpang diperkirakan terdampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang diberlakukan hari ini, Jumat (29/6), mulai pukul 03.00 hingga 19.00 WITA.  Penutupan ini terkait peningkatan aktivitas seismik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) A2551/ 18.   "Data tersebut berdasarkan daily schedule yang berasal dari 446 penerbangan," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Jumat (29/6).

Rincian pesawat yang terdampak adalah 207 penerbangan rute internasional sdari dan menuju Bali, serta 239 penerbangan domestik dari dan menuju Bali. Arie menambahkan pada Kamis (29/6) malam, sebanyak 38 penerbangan rute internasional dan 10 penerbangan rute domestik juga dibatalkan. Total keseluruhan penumpang rute internasional mencapai 8.334 orang, sementara domestik 1.723 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, embusan menerus Gunung Agung mengeluarkan asap dan abu vulkanis sejak 28 Juni pukul 10.30 WITA hingga 29 Juni dini hari. Hal itu menyebabkan hujan abu di bagian barat dan barat daya, termasuk ruang udara koordinat Bandara Ngurah Rai.

Baca juga,  Bandara Bali Ditutup Terkait Gunung Agung.

Hasil pantauan visual tim di Rendang menunjukkan Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulknais dan kawah menyala api berwarna kemerahan. Intensitasnya stabil dengan tinggi level kolom abu mencapai 2.500 meter.

"Status masih siaga level tiga, belum ada kenaikan status dan belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasi efusifnya," kata Sutopo.

Peningkatan amplitudo seismik Gunung Agung teramati dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan embusan emisi gas dan abu vulkanis.

Wilayah yang terpapar abu sementara di Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Banjar Beluhu, dan Desa Suter.

Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 milimeter. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan.

Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di tiga titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement